Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Cemaskan Prediksi Hujan 10 Hari ke Depan, Jawa Barat Juga Operasi Modifikasi Cuaca

Sebelumnya, operasi modifikasi cuaca sudah dilakukan untuk menjangkau awan di seputaran Jabodetabek.

11 Maret 2025 | 19.13 WIB

Persiapan operasi modifikasi cuaca di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 11 Maret 2025. Tempo/Prima Mulia
Perbesar
Persiapan operasi modifikasi cuaca di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 11 Maret 2025. Tempo/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melepas pesawat TNI AU di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, yang akan memulai operasi modifikasi cuaca untuk sebagian besar wilayah Jawa Barat mulai hari ini, Selasa, 11 Maret 2025. Modifikasi cuaca dilakukan dengan tujuan menggeser potensi hujan deras di wilayah itu, diluar Bogor-Depok-Bekasi, ke laut dan Danau Jatiluhur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Operasi modifikasi cuaca ini bagian dari ikhtiar Pemerintah Provinsi Jawa Barat  untuk menekan dampak bencana banjir dan membuatnya tidak berkelanjutan," kata Dedi di Lanud Husein Sastranegara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam kesempatan itu, Dedi juga mengingatkan sudah saatnya, bertepatan dengan periode Ramadan ini, untuk tobat ekologi. “Tobat untuk pemerintah segera memperbaiki tata ruang, memperbaiki pola hidup masyarakatnya untuk tidak merusak sungai dan menyudutkan sungai menjadi pembuangan rasa kebencian padahal itu dibutuhkan,” tuturnya.

Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Anne Hermadiane Adnan mengatakan, modifikasi cuaca dilakukan karena ada perkiraan curah hujan yang berpotensi lebat, sangat lebat, dan ekstrem. Adapun daya tampung tanah dan sungai di Jawa Barat saat ini dinilainya sudah jenuh karena telah menerima intensitas hujan tinggi. Dikhawatirkan, hujan ekstrem akan memicu bencana kembali.

“Nah ini kami coba kurangi hujannya atau bahkan kami alihkan ke laut untuk memitigasi bencana hidrometeorologi yang berpotensi di Jawa Barat sehingga tidak menimbulkan korban lagi,” kata Anne.

Personel Basarnas melakukan upaya pencarian korban hilang yang rumahnya hancur akibat terjangan banjir bandang di Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, 7 Maret 2025. BPBD Kota Sukabumi menyebutkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah itu pada 6-7 Maret 2025 mencapai 18 titik dan mengakibatkan 91 ribu jiwa terdampak. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay

Anne mengatakan saat ini sedikitnya ada sembilan daerah di Jawa Barat yang mengalami dampak curah hujan ekstrem sejak awal bulan ini. Di antaranya Kabupaten Bandung dan Indramayu karena banjir, lalu Tasikmalaya karena bencana pergerakan tanah, Kota dan Kabupaten Bekasi juga karena banjir, Kabupaten Bogor banjir dan longsor, serta Kabupaten Sukabumi yang juga banjir dan longsor. 

Catatan Tempo, sejumlah daerah lainnya juga mengalami dampak curah hujan tinggi sepekan terakhir ini. Di antaranya Karawang serta Kota Bandung. “Saat ini dari tanggal 1 sampai hari kemarin, sudah ada 9 daerah yang berstatus tanggap darurat,” kata Anne. 

2 Basis Operasi Modifikasi Cuaca Wilayah Jawa Barat

Di lokasi yang sama, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan bahwa selama dasarian 2 Maret ini Jawa Barat masih berpotensi mendapat hujan intensitas tinggi. Modifikasi cuaca dengan mempercepat turunnya hujan yang tumbuh di atas laut yang bergerak menuju daratan Jawa Barat, juga awan-awan yang tumbuh di atas waduk yang bergerak menuju daerah-daerah yang rawan bencana di Jawa Barat.

Operasi modifikasi cuaca di wilayah Bandung, Jawa Barat, 11 Maret 2025. Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Jawa Barat, BMKG dan TNI AU menggelar operasi modifikasi cuaca dengan menaburkan garam sebanyak dua puluh empat ton yang dilakukan selama 10 hari atau hingga 20 Maret 2025 mendatang dengan target mengurangi intensitas hujan sebanyak 60 persen. Tempo/Prima Mulia

Seto menyebut menggunakan bahan semai NaCl ukuran tertentu supaya awan segera menjadi hujan. Atau, CaO ukuran tertentu supaya awan yang semula menyebabkan hujan sangat lebat menjadi lebat atau sedang. Menggunakan pesawat milik TNI AU, operasi modifikasi cuaca dengan Lanud Husein Sastranegara sebagai basisnya itu akan dilakukan setiap hari selama 20 hari mulai hari ini.

"Sebelumnya, operasi modifikasi cuaca sudah dilakukan untuk menjangkau awan di seputaran Jabodetabek dengan Lanud Halim Perdanakusumah sebagai basis operasinya. Mulai hari ini kami perluas areanya,” kata Seto lagi.

Seto menarget pengurangan 30-60 persen debit air hujan dibandingkan tanpa operasi modifikasi cuaca. Sehari akan dilakukan 3 sorti penerbangan yang setiap penerbangan mengangkut 800 kilogram NaCl atau CaO untuk menyemai hujan. “Untuk sepuluh hari berarti kita siapkan 24 ton,” kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus