Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angin merupakan pergerakan udara dengan tekanan tertentu. Jenis angin pun berlainan, salah satunya fohn. Mengutip Hong Kong Observatory, angin fohn berembus kencang, bersifat panas dan kering yang bertiup menuruni lereng gunung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angin itu terbentuk, karena penurunan udara lembap setelah melewati lereng gunung yang tinggi. Udara bergerak naik ketika bertemu dengan penghalang gunung.
Mengapa disebut angin fohn?
Mulanya fohn merujuk angin selatan yang hangat dari atas Pegunungan Alpen. Kata fohn, sekarang digunakan untuk menggambarkan efek meteorologi di seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat suhu menurun dari ketinggian, udara lembap akan mengembun untuk membentuk awan maupun menjadi hujan di ketinggian tertentu. Uap air yang tersisa di udara berkurang. Udara bergerak turun melewati sisi lereng gunung menjadi hangat. Suhu udara yang lebih kering akan naik lebih cepat. Hal itu kemudian menyebabkan angin bersifat kering dan panas.
Karena sifatnya yang kering dan hangat, angin fohn berpotensi mengakibatkan kekeringan lahan pertanian. Di beberapa wilayah bersalju, menyebabkan longsoran salju hingga banjir. Mengutip Mett Office, Di Montana, Amerika Serikat pernah terjadi peristiwa Chinook Fohn yang mengakibatkan atas perubahan suhu selama 24 jam, pada 14 Januari hingga 15 Januari 1972.
Mengutip laporan National Weather Service Amerika Serikat, pada Oktober 2003 juga terjadi peristiwa serupa di California. Di Indonesia juga pernah terjadi beberapa kali, seperti angin bahorok di Deli, Sumatera Utara, angin gending di Probolinggo, Jawa Timur, dan angin wambraw di Biak, Papua.
HARIS SETYAWAN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.