Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian garis pantai California di sekitar Los Angeles dan San Francisco Amerika Serikat mengalami penurunan tanah, yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laporan Live Science, penelitian yang dilakukan ilmuwan dari NASA dan Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) menemukan bahwa beberapa wilayah mengalami penurunan tanah lebih dari 0,4 inci (10 milimeter) per tahun. Hal ini berpotensi meningkatkan kenaikan permukaan laut hingga lebih dari 17 inci (45 sentimeter) dalam 25 tahun ke depan, lebih dari dua kali lipat perkiraan sebelumnya yang sebesar 7,4 inci (19 cm).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penurunan tanah paling ekstrem terjadi di San Rafael dan Foster City di Teluk San Francisco, yang sebagian dibangun di atas lahan reklamasi. Di dekat Los Angeles, wilayah reklamasi seperti Newport Beach juga mengalami penurunan tanah yang berpotensi menambah sekitar 6 inci (15 cm) dari kenaikan permukaan laut yang diprediksi sebelumnya sebesar 6,7 inci (17 cm) pada 2050.
“Di banyak bagian dunia, seperti tanah reklamasi di bawah San Francisco, tanah turun lebih cepat daripada kenaikan permukaan laut itu sendiri,” kata Marin Govorcin, ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory NASA, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 19 Februari 2025.
Penurunan tanah ini dipengaruhi oleh faktor alami, seperti pergerakan lempeng tektonik, serta aktivitas manusia, seperti penyedotan air tanah berlebihan. Penelitian ini juga mencatat bahwa beberapa wilayah, seperti Santa Barbara dan Long Beach, justru mengalami kenaikan tanah akibat pengelolaan air tanah dan injeksi fluida dalam proses ekstraksi minyak.
Para peneliti menekankan bahwa pergerakan vertikal tanah harus menjadi faktor penting dalam memprediksi dampak kenaikan permukaan laut terhadap daerah pesisir di masa mendatang.