Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Karanganyar - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek, memperkenalkan warisan prasejarah dari berbagai wilayah di Indonesia lewat Pameran Kampung Purba, 12-24 September 2022. Pameran mengambil lokasi di De' Tjolomadoe, Jalan Adi Sucipto No. 1, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pameran ini juga merupakan bagian dari serangkaian acara SangiRun Night Trail 2022. Penyelenggaranya, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek bekerja sama dengan sejumlah balai pelestarian dan museum. Mereka antara lain Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Museum Geologi Bandung, Balai Pelestarian Cagar Budaya seluruh Indonesia, Museum Nasional, Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Balai Konservasi Borobudur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memasuki ruang pameran, para pengunjung akan langsung disuguhi berbagai koleksi purbakala. Sebutlah Keluarga Manusia Purba, dari Homo Erectus Sangiran 17 hingga Manusia Flores (Homo Floresiensis) yang dikenal sebagai hobbit. Ada pula replika kerangka manusia Pacitan dan kerangka manusia yang ditemukan di Loyang Ujung Karang, Kabupaten Aceh Tengah.
Dipamerkan pula berbagai jenis kapak dan aksesoris manusia purba. Yang tak kalah menarik adalah dihadirkannya Mumi Mamasa, mumi manusia asli dari masa prasejarah yang umurnya sudah ribuan tahun dari Mamasa di Sulawesi agar dapat disaksikan langsung oleh pengunjung.
Untuk kerangka atau tengkorak hewan purba seperti Stegodon Florensis yaitu gajah kecil, Gajah Blora, dan Celebochoerus Heekereni atau babi purba yang berukuran besar dari Sulawesi.
Salah seorang pengunjung Pameran Kampung Purba memotret replika tengkorak gajah Blora yang dipamerkan, Sabtu, 17 September 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Melalui pameran itu, masyarakat juga diberikan gambaran tentang rekonstruksi kehidupan prasejarah dalam bentuk kampung yang terbagi dalam beberapa klaster. Setiap klaster menggambarkan cara manusia hidup dan beradaptasi sehingga tercipta peradaban yang khas dari masa ke masa.
Menurut Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, Muhammad Adlin Sila, Pameran Kampung Purba merupakan salah satu upaya memperkenalkan satu metode dalam pembelajaran untuk generasi muda. Dia menyebut metode ini menyenangkan.
"Belum tentu loh anak-anak muda saat ini tahu bagaimana asal-usul manusia dan manusia modern itu awalnya ya di Jawa," ujar Adlin kepada awak media di sela-sela pameran, Sabtu, 17 September 2022.
Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, menyebutkan total ada sebanyak 16 UPT Balai Pelestarian seluruh Indonesia yang bergabung dalam pameran ini. Mereka seluruhnya menghadirkan sekitar 150 item koleksi dalam berbagai bentuk, "Baik berupa master piece (manekin, replika, dan lain-lain) maupun yang berupa gambar atau foto saja."
Dua pengunjung Pameran Kampung Purba melihat mumi manusia, Mumi Mamasa yang dipamerkan di De' Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Sabtu, 17 September 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pelaksana kegiatan SangiRUN Night Trail 2022, Andre Donas, menambahkan bahwa Pameran Kampung Purba menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap. Konsepnya, kata Andreas, gabungan cara instalasi dan multimedia. "Ada tayangan yang menarik. Kami juga membawa mumi dari Mamasa, Sulawesi Barat, yang nantinya bisa menarik pengunjung atau penonton,” ucapnya.