Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Pertama Kalinya, Singa Kebun Binatang Tularkan Covid-19 ke Manusia

Singa tua di sebuah kebun binatang di Indiana, AS, kemungkinan telah menularkan Covid-19 kepada setidaknya dua orang perawatnya (keeper).

30 Maret 2023 | 19.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seekor singa di sebuah kebun binatang di Indiana, AS, kemungkinan telah menularkan virus SARS-CoV-2 kepada setidaknya dua orang perawatnya (keeper). Sebuah hasil studi yang melibatkan DNA sequencing mengungkap kemungkinan untuk kasus pertama penularan Covid-19 dari hewan bonbin ke manusia tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, penularan seperti ini diyakini masih sangat jarang. Kasus ini pun bisa terjadi diyakini akibat kebutuhan harus 'menyuapi' singa itu karena kondisinya yang lemah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Telah lama diketahui kalau SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, dapat menginfeksi beragam spesies, dan dapat melompat-lompat di antara hewan dan manusia. Dari banyak studi diduga anjing dan kuncing peliharaan bisa terinfeksi Covid-19 dari pemiliknya.

Banyak studi yang lain lagi menunjukkan rusa telah menularkan virus yang sama ke manusia. Bahkan hamster di sebuah pet shop telah memicu ledakan wabah infeksi Covid-19 varian Delta di Hong Kong. 

Meski begitu, "transmisi SARS-CoV-2 dari hewan ke manusia belum pernah ada selama ini yang dilaporkan dari lingkungan kebun binatang," tulis para penelitinya dalam hasil studi yang telah diunggah preprint pada 31 Januari 2023.  

Singa Tua dan Para Perawatnya

Singa Afrika (Panthera leo) yang tak diidentifikasi lebih detil, berusia sekitar 20 tahun, penghuni Potawatomi Zoo di South Bend, Indiana, terkonfirmasi positif terinfeksi SARS-CoV-2 pada Desember 2021. Kucing besar itu menunjukkan gejala batuk dan sesak napas. 

Sebanyak 10 keeper yang telah kontak dengan singa itu segera dites dan seluruhnya dipastikan negatif infeksi virus corona itu. Tapi belakangan, masih di pekan yang sama, tiga di antaranya dites positif sementara mereka memiliki riwayat bebas kontak dengan orang lain yang positif. 

Studi kemudian dilakukan mengurutkan DNA gen dari sampel virus yang menginfeksi singa maupun para perawatnya tersebut. Hasilnya menunjukkan singa dan dua perawat berbagi varian virus yang identik genetiknya. 

Singa itu sudah tergolong berusia lanjut dan menderita sakit ginjal serta tulang belakang yang degeneratif. Sang raja hutan butuh dibantu untuk bisa makan. Ini, menurut para penelitinya, secara signifikan meningkatkan peluang perawat tertular Covid-19 sebelum gejalanya muncul pada singa itu. 

Setelah singa terkonfirmasi positif, para keeper langsung mengenakan respirator saat berinteraksi dengan singa dan seluruh hewan lain koleksi kebun binatang itu. 

Para peneliti curiga singa lebih dulu tertular SARS-CoV-2 dari keeper yang positif tapi tak bergejala. Singa itu terdata sudah pernah menerima dua dosis vaksin COVID-19 untuk hewan pada September dan Oktober 2021. 

Seperti diketahui, Covid-19 memang berbahaya khusus untuk bangsa kucing yang memiliki kesamaan reseptor sel dengan manusia untuk infeksi SARS-CoV-2. Terbukti pada singa bonbin ini yang akhirnya menjalani eutanasia karena parahnya gejala yang dialami. 


COVID-19 di Kebun Binatang 

Ada beraneka jenis hewan koleksi kebun binatang yang pernah dilaporkan positif terinfeksi Covid-19. Termasuk di antaranya adalah gorila, macan tutul salju, kudanil, hyena dan jerapah. Adapun yang pertama dilaporkan positif adalah seekor harimau di Bronx Zoo di New York City, pada April 2021. 

Namun demikian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, risiko kebanyakan manusia tertular dari hewan tetaplah rendah. Peluangnya masih dianggap jauh lebih besar untuk arah penularan sebaliknya. 

"Anda harus kontak sangat dekat dengan hewan itu untuk bisa tertular," kata anggota tim peneliti di balik studi tersebut, Leslie Boyer, yang juga direktur medis di Venom Immunochemistry, Pharmacology and Emergency Response (VIPER) Institute, University of Arizona.  Dia menuturkan, mereka yang memiliki hewan peliharaan, para peternak dan perawat di kebun binatang yang kerap bekerja dekat area mulut dan saluran napas hewan-hewan adalah yang paing berisiko terhadap penularan itu.

LIVE SCIENCE

Pilihan Editor: Kenapa Berat Badan yang Hilang Karena Puasa Selalu Bisa Kembali?


 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus