Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harapan agar lima awak kapal selam wisata Titan ditemukan selamat setelah hilang kontak, tampak tinggal asa. Puing-puing Titan telah ditemukan di dasar Samudera Atlantik, beberapa ratus meter dari reruntuhan Titanic. Laksamana Muda Penjaga Pantai Amerika Serikat, John Mauger mengatakan, “Puing-puing konsisten dengan hilangnya ruang tekanan kapal selam.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Titan, yang dioperasikan oleh OceanGate Expeditions dan berbasis di AS, kehilangan kontak dengan kapal permukaan pada Minggu, 17 Juni 2023 pagi saat mendekati bangkai kapal Titanic dalam penyelaman 3.800 meter. Kelima awak kapal selam yang nahas ini adalah CEO OceanGate, pemilik Titan, Stockton Rush, serta penumpang lainnya Shahzada Dawood dan putranya Suleman Dawood, Hamish Harding, dan Paul-Henri Nargeolet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip linkedin, Stockton Rush belajar di Princeton University Jurusan Teknik Kedirgantaraan, Penerbangan dan Astronautika pada 1980 - 1984. Kemudian ia melanjutkan ke University of California, Berkeley, Haas School of Business dan mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA) pada 1987 - 1989.
Pria berusia 61 tahun adalah cucu seorang pengusaha minyak dan gas. Ia memiliki lisensi pilot pada usia 19 tahun. Impian masa kecilnya untuk menjadi astronot sulit tercapai karena masalah penglihatan yang kurang baik.
Setelah kuliah, dia pindah ke Seattle untuk bekerja di McDonnell Douglas Corporation sebagai insinyur uji terbang pada program F-15. Pada 2004, mimpi sehubungan dengan angkasa berubah setelah Richard Branson meluncurkan pesawat komersial pertama. "Saya mendapat pencerahan bahwa ini sama sekali bukan yang ingin saya lakukan," kata Rush kepada saat itu. Ia tidak ingin pergi ke luar angkasa sebagai turis, melainkan ingin menjelajah.
Rush mendirikan OceanGate pada tahun 2009, dengan misi meningkatkan akses ke laut dalam melalui inovasi. Sebagai CEO, Rush mengawasi strategi keuangan dan teknik perusahaan yang berbasis di Everett, Washington, dan memberikan visi untuk pengembangan kapal selam berawak.
OceanGate saat ini mengoperasikan tiga kapal selam untuk melakukan penelitian, produksi film, dan perjalanan eksplorasi, termasuk tur situs Titanic lebih dari 13 ribu kaki di bawah permukaan laut. Kursi di misi delapan hari itu berharga $250.000 per orang.
Rush sangat percaya bahwa di lautlah tempat yang menawarkan manusia kesempatan terbaik untuk bertahan hidup ketika permukaan bumi menjadi tidak dapat dihuni. “Masa depan umat manusia ada di bawah air, bukan di Mars,” katanya.
Dalam berbagai kesempatan wawancara, ia bermimpi punya pangkalan di bawah air. Dalam angan-angannya, jika manusia merusak planet ini, kapal kehidupan terbaik bagi umat manusia adalah di bawah air.
Ia menginginkan pergi ke bawah air melampaui kedalaman scuba diving dengan cara mengubah cara orang berhubungan dengan laut. Rush telah berbicara beberapa kali selama bertahun-tahun tentang kemungkinan komersial dan ilmiah yang belum dieksploitasi dari perairan bumi, yang sebagian besar masih belum dijelajahi.
Rush memulai dengan membuat kapal selam mini pada tahun 2006 menggunakan suku cadang dan cetak biru dari pensiunan komandan Angkatan Laut AS. Pada tahun 2009, dia telah mendaftarkan OceanGate dan mulai memperoleh kapal.
Perusahaan membeli Antipodes submersible, dua kendaraan robot, dan kapal pendukung dan peralatan, bersama dengan submersible kedua pada tahun 2012, menurut situs webnya. Itu menjadi prototipe untuk Titan, kapal yang kini hilang di Atlantik.
Rush sendiri yang pertama kali menguji Titan dalam perjalanan berawak di kedalaman yang luar biasa. Setelah beberapa penyelaman yang semakin dalam, Rush membawa Titan sedalam 13.000 kaki pada Desember 2018, sebuah pengalaman yang digambarkan sebagai seperti berada di Starship Enterprise.
Keamanan dan keselamatan diabaikan?
Urusan keamanan ini memang sudah muncul dan dipertanyakan akibat impian Rush dianggap melanggar regulasi. Rush sering berkomentar tentang keseimbangan antara risiko, inovasi, dan keselamatan dalam pekerjaannya. Misalnya, dia pernah menyesalkan efek mengerikan yang ditimbulkan oleh regulasi kapal penumpang pada inovasi, dengan mengatakan bahwa lapangan sangat aman karena regulasi.
Pada tahun 2018, David Lochridge, sebagai mantan direktur operasi kelautan OceanGate pernah melakukan gugatan yang menyoroti kekhawatiran tentang kontrol kualitas dan keselamatan.
Ada juga sebuah posting blog perusahaan tahun 2019 yang mengatakan adanya keinginan untuk inovasi cepat adalah inti dari keputusan OceanGate untuk tidak mengklasifikasikan kapalnya, yang merupakan proses peraturan standar. Dan, dalam podcast November 2022 lalu, dia memuji manfaat mengambil risiko dalam hidup kepada reporter CBS David Pogue, dengan mengatakan bahwa, "Pada titik tertentu, keamanan hanyalah pemborosan murni."
Kini, Titan sudah menjadi puing, OceanGate membuat pernyataan bahwa awak yang menjadi korban memiliki semangat petualang dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia. “Hati kami bersama kelima jiwa ini.”
Pilihan Editor: Ini Spesifikasi Titan, Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.