Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang merupakan negara yang paling sering mengalami gempa karena berada di garis cincin api, seperti dikutip dari laporan United States Geological Survey. Sebab itulah, Jepang selalu memutakhirkan pengetahuan untuk menghadapi gempa yang bisa terjadi tiap saat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Jepang, ada rancangan bangunan yang menggunakan sistem knock down alias bongkar pasang. Sistem bangunan itu untuk mengurangi risiko berbahaya efek gempa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip American Society of Mechanical Engineers, gempa akan menelan korban, karena tertimpa reruntuhan bangunan. Itulah makanya, sistem rancangan bangunan merupakan unsur penting untuk keselamatan.
Sistem knock down tidak mengandung material berat, sehingga dianggap tepat untuk wilayah yang sering mengalami gempa. Saking populernya, rancangan rumah knock down dianggap gaya hidup urban masyarakat Jepang.
Fondasi rumah knock down berbahan kayu. Beton dan besi bisa juga digunakan untuk tumpuan bangunan. Material itu ditancapkan dengan sistem gantung untuk mengikuti arah tanah ketika bergerak. Tak hanya fondasi yang menggunakan kayu, tapi juga panel, dinding, dan lantai rumah. Adapun atapnya menggunakan genteng atau jerami. Kendati dibangun berbahan material yang tidak permanen, model rumah knock down terbukti awet dan tahan gempa.
Di Indonesia, rancangan bangunan yang menggunakan sistem knock down adalah Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) Mengutip situs web Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, RISHA telah digunakan secara massal untuk pembangunan kembali permukiman pascabencana tsunami di Aceh dan Nias.
HENDRIK KHOIRUL MUHID