Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Tsunami Akibat Erupsi Gunung Api Bawah Laut Tonga sampai 85 Meter

Mega-tsunami pertama sepanjang seabad belakangan. Hasil studi menemukan kekuatan erupsi dan tsunami yang menandingi Krakatau pada 1883.

12 Mei 2023 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dilakukan pasca-erupsi gunung api bawah laut Tonga menemukan kalau letusan yang terjadi pada 15 Januari 2022 lalu setara kekuatan bom nuklir terbesar yang pernah diledakkan Amerika. Letusan gunung api itu sampai membangkitkan mega-tsunami hampir setinggi gedung 30 lantai. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gunung api itu adalah Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang berlokasi dekat kepulauan Kerajaan Tonga di Pasifik Selatan. Erupsinya sampai menciptakan awan abu vulkanik yang membubung hingga 57 kilometer atau tertinggi yang pernah terjadi dari erupsi gunung api.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

'Letupannya' dari dalam laut memicu gelombang tsunami hingga ke Karibia, dan gelombang atmosferiknya menjalar mengelilingi Bumi sampai beberapa kali. Pertanyaanya kekuatan yang seperti apa yang bisa membuat semua itu? Sam Purkis, profesor dan Kepala Departemen Ilmu Geologi Kelautan di University of Miami, Amerika Serikat, berusaha menjawabnya.

Letusan terjadi di gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di lepas Tonga, 14 Januari 2022. Sejumlah pulau di Kerajaan Tonga sempat hilang ditenggelamkan tsunami yang terjadi pascaerupsi gunung api bawah laut. Tonga Geological Services/via REUTERS

Dia dan timnya mengumpulkan gambar-gambar radar dan optis satelit sebelum dan sesudah terjadinya letusan Hunga Tonga-Hunga Ha'apai. Mereka juga membuat pemetaan menggunakan drone dan observasi lapangan. Seluruhnya untuk membangkitkan simulasi komputer dari bencana yang terjadi akibat erupsi gunung api bawah laut itu.

Dari hasil simulasi, seperti yang juga telah dipublikasikan dalam jurnal online Science Advances edisi 14 April 2023, mereka menduga kekuatan letusan setara 15 megaton TNT. Ini setara bom nuklir terbesar yang pernah diledakkan Amerika Serikat pada 1954 lalu. "Kekuatan itu juga membuatnya 'ledakan alami terbesar sepanjang lebih dari satu abad ke belakang'," kata Purkis.

Erupsi pada 15 Januari 2022 lalu diketahui melepaskan setidaknya enam kali ledakan atau letusan, dan membangkitkan tsunami sampai setinggi 85 meter ke aah utara dan 65 meter arah selatan semenit setelah ledakannya yang terkuat. Tsunami itu bersisa setinggi 45 meter di pantai Tofua dan 17 meter di Tongatapu, dua pulau di Tonga.

"Kami yakin sekali dengan data yang kami dapatkan bahwa gelombang laut itu menempatkan tsunami akibat erupsi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai dalam kategori 'mega-tsunami'," kata Purkis.

Sejumlah pulau di Tonga sempat hilang dari citra satelit saat tsunami terjadi pascaerupsi gunung api bawah laut, Sabtu 15 Januari 2022. Twitter/DrAndreasS

Hingga kini, data erupsi gunung api itu dan dampaknya tersedia sangat minim. Penyebabnya, kelangkaan instrumen ilmiah di sekitar lokasi. "Terhadang dari pandangan kasual, gunung api bawah laut jauh lebih sulit untuk diamati daripada yang ada di darat," kata Purkis lagi. 

Dari studi simulasi itu, timnya menemukan kalau topografi bawah air di Tonga yang dangkal dan kompleks telah membantu menjebak gelombang-gelombang berkecepatan rendah dari erupsi yang terjadi. Ini, pada gilirannya, membantu membangkitkan sebuah mega-tsunami yang bertahan selama lebih dari satu jam.

"Kami menunjukkan bagaimana erupsi gunung api bawah laut dapat membangkitkan tsunami massif," kata Purkis sambil menambahkan, "Serangkaian letusan yang kecil menyambut kedatangan yang besar, yang membangkitkan tsunami terbesar." 

Purkis dkk menyatakan kekuatan erupsi gunung api bawah laut itu menandingi erupsi Gunung Krakatau di Selat Sunda pada 1883 yang menewaskan lebih dari 36 ribu orang. Kontrasnya di Tonga, korban tewas diperkirakan enam orang saja. 

Menurut Purkis, sedikitnya korban adalah bukti efektivitas latihan keselamatan dan kesiapsiagaan didaserah setempat selama bertahun-tahun. Jauhnya jarak pusat urban dari lokasi gunung api juga berkontribusi mencegah cabikan bencana yang lebih buruk.

Kondisi rumah dan infrastruktur yang diterjang tsunami di Nuku'alofa, ibu kota Tonga, Kamis, 20 Jnauari 2022. Pada akhir pekan lalu, gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga mengalami erupsi hebat dan memicu tsunami di Tonga. Xinhua/Marian Kupu

Simulasi komputer juga mengungkap peran terumbu karang yang terjaga mengelilingi kepulauan Tonga dalam menekan tinggi gelombang yang datang menerjang ke pantai. Diduga kondisi terumbu karang itu kini rusakan berat. "Tapi tetap mereka akan bisa pulih lagi," kata Purkis.

Purkis merujuk kepada bukti arkeologis dari kejadian tsunami besar sebelumnya di wilayah yang sama. Pada pertengahan abad 15 lalu, tsunami hingga setinggi 30 meter juga menerjang. "Ketika survei terumbu karang di Kepulauan Tonga bersama Living Oceans Foundation pada 2013 lalu, kami menemukan mereka dalam kondisi sehat  dan segar. Kerusakan dari bencana 500 tahun sebelumnya sudah tak terlihat."

Menurut Purkis dan timnya, riset berikutnya harus fokus pada cara terbaik menempatkan sensor-sensor untuk merekam data dari gunung api bawah laut dan sepanjang pantai pulau yang rentan. 

LIVE SCIENCE, SCIENCE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus