Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sepakbola

8 Pelatih yang Sukses Awali Karier Bersama Mantan Klubnya

Daniele De Rossi ditunjuk jadi pelatih mantan klubnya, AS Roma. Berpeluang mengikuti suskes delapan pelatih lain.

21 Januari 2024 | 03.05 WIB

Manajer Manchester City Pep Guardiola usai meraih gelar pelatih pria terbaik tahun 2023 pada acara penghargaan The Best FIFA Football Awards di Eventim Apollo, London, 16 Januari 2024.  REUTERS/Andrew Boyers
Perbesar
Manajer Manchester City Pep Guardiola usai meraih gelar pelatih pria terbaik tahun 2023 pada acara penghargaan The Best FIFA Football Awards di Eventim Apollo, London, 16 Januari 2024. REUTERS/Andrew Boyers

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Daniele De Rossi tengah memulai petualangan baru. Dia baru saja ditunjuk menjadi pelatih AS Roma, menggantikan Jose Mourinho yang baru dipecat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jalan yang ditempuh Daniele De Rossi  terbilang menarik. Ia melatih klub yang pernah diperkuatnya sebagai pemain. Ada banyak keuntungan yang didapatnya saat bertugas, termasuk sudah akrabnya dengan budaya di klub. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lagi pula, sepertinya, selalu ada tempat untuk mantan bintang di bangku pelatih. Pep Guardiola contoh terbaik ketika dia mengawali kariernya sebagai pelatih di Barcelona, klub yang pernah dibelanya ketika masih bermain.

Perjalanan karier Pep Guardiola ketika melatih Barcelona menjadi impian yang tentunya selalu ada di benak para mantan pemain yang baru memulai karier kepelatihan.

Berikut delapan pelatih yang sukses di awal karier sebagai pelatih bersama mantan klubnya tersebut:

1. Johan Cruyff (Ajax Amsterdam)

Johan Cruyff. Foto: Offside

Johan Cruff sukses ketika masih bermain di Ajax dan kemudian juga di Barcelona. Kariernya sebagai pelatih di kedua klub tersebut kemudian pun ditandai dengan sejumlah trofi.

Bersama Ajax memberikan gelar Piala Belanda dua kali dan satu gelar Piala Winners. Sementara di Barcelona, selain empat gelar La Liga, Johan Cruyff juga memberikan sejumlah trofi lainnya, termasuk Piala Champions pada 1991-1992.

2. Marcelo Bielsa (Newell's Old Boys)

Marcelo Bielsa. REUTERS

Pelatih berjulukan "El Loco" atau "si Gila" karena ide-idenya dalam hal taktik yang kemudian menjadi inspirasi bagi sejumlah pelatih top dunia.

Sebagai pemain, karier Marcelo Bielsa tidaklah cemerlang. Dia dikenal sebagai mantan pemain Newell's Old Boys.

Namun, di klub inilah kariernya sebagai pelatih dimulai. Marcelo Bielsa membawa Newell's Old Boys juara Liga Argentina pada 1990-1991 dan juara Clausura pada 1992.

Warisannya untuk sepak bola adalah tentang pola 3-3-3-1 yang kemudian diadopsi oleh sejumlah pelatih di dunia.

Selanjutnya: Capello, Klopp ...

3. Fabio Capello (AC Milan)

Jauh sebelum sukses yang diraih Pep Guardiola, ada Fabio Capello, yang menangani AC Milan menggantikan Arrigo Sacchi.

Karier bermain Fabio Capello di AC Milan yaitu pada 1976 dan pensiun pada 1980. Dia kemudian menjadi pelatih I Rossoneri dimulai sebagai pelatih sementara.

Fabio Capello kemudian membawa AC Milan meraih sejumlah gelar, termasuk 4 gelar Liga Italia dan 1 gelar Liga Champions.

4. Jurgen Klopp (Mainz)

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp. REUTERS/Stephane Mahe

Untuk Jurgen Klopp, suksesnya bersama mantan klub bukanlah trofi melainkan apa yang telah diberikan terkait strategi.

Jurgen Klopp gantung sepatu ketika di Mainz 05, tepatnya pada 2001.

Setelah itu, dia pun langsung menangani Mainz 05 dari 2001 hingga 2008.

Pada musim pertamanya, Jurgen Klopp membawa Mainz tampil dengan permainan menekan dan balik menekan yang kemudian disebut dengan gegenpressing.

Strategi ini sendiri diambil Jurgen Klopp dari gurunya, yaitu pelatih Ralf Rangnick.

Klopp berhasil membawa Mainz 05 promosi ke Bundesliga pada 2003-2004.

Klopp membawa strategi ini ketika dirinya diangkat sebagai pelatih Borussia Dortmund yang membuatnya mendunia.

5. Pep Guardiola (Barcelona)

Pelatih Manchester City Pep Guardiola. REUTERS/Carl Recine

Pep Guardiola adalah contoh terbaik di mana seorang pelatih berhasil saat menangani mantan klubnya.

Bahkan, ini adalah contoh ketika seorang pelatih yang tidak memiliki pengalaman di level tertinggi, justru mampu membuat hasil yang besar.

Kisah atau perjalanan Pep Guardiola di awal kariernya sebagai pelatih sudah menjadi rahasia umum. Berawal dari melatih Barcelona B yang kemudian diangkat sebagai pelatih tim senior.

Dari Barcelona dia kemudian menjadi pelatih top dunia. Pep Guardiola memberikan 14 gelar untuk Barcelona termasuk tiga trofi La Liga dan dua trofi Liga Champions.

Selanjutnya: Zidane, De Boer...


6. Frank de Boer (Ajax Amsterdam)

Frank de Boer. REUTERS

Frank de Boer salah satu generasi emas yang pernah dimiliki Ajax dengan memberikan 5 gelar Liga Belanda dan satu gelar Liga Champions serta trofi lainnya.

Kariernya di Ajax sebagai pelatih pun mengikuti Johan Cruyff bahkan lebih baik lagi. Sebagia pelatih, Frank de Boer memberikan 4 gelar Liga Belanda dan satu gelar Piala Super Belanda.

7. Zinedine Zidane (Real Madrid)

Zinedine Zidane. REUTERS

Sebagai pelatih, Zinedine Zidane membawa Real Madrid juara La Liga dua kali. Total ada 11 trofi sebagai pelatih Real Madrid, termasuk tiga gelar Liga Champions.

Zinedine Zidane diangkat sebagai pelatih Real Madrid setelah sebelumnya sebagai asisten dari Carlo Ancelotti.

Ketika masih bermain untuk Real Madrid, Zinedine Zidane membawa Los Blancos meraih 6 gelar, termasuk 1 gelar La Liga dan 1 gelar Liga Champions.

8. Simone Inzaghi (Lazio)

Simone Inzaghi. REUTERS/Molly Darlington

Simeone Inzaghi pernah diakui sebagai salah satu penyerang tajam ketika masih bermain untuk Lazio.

Dia membawa Lazio juara Liga Italia 1999-2000, serta tiga gelar Piala Italia, dan masing-masing satu gelar Piala Super Italia dan 1 Piala UEFA.

Sedangkan sebagai pelatih untuk mantan klubnya ini, Simone Inzaghi membawa I Biancoceleste juara Piala Itlaia 2018-2019 dan dua kali Piala Super Italia.

Apakah semua sukses? Tidak juga..


Pelatih yang Gagal Bersinar Bersama Mantan Klub

Selain deretan pelatih yang sukses bersama klub yang pernah dibelanya sebagai pemain, tidak sedikit pula yang gagal. Andrea Pirlo contohnya sang maestro lini tengah pada masa kariernya sebagai pemain justru gagal di Juventus.

Lalu ada Frank Lampard, yang dinilai gagal bersama Chelsea. Sebelum melatih Chelsea, Lampard memang sempat menangani klub lain yaitu Derby County.

Nama Clarence Seedorf yang juga pernah melatih AC Milan, lalu ada Vincent Kompany di Anderlecht, atau Vincenzo Montella di AS Roma. Deretan contoh tersebut tentu akan menjadi inspirasi Daniele De Rossi di AS Roma.

Diego Simeone, sebelum melatih Atletico Madrid saat ini di awal kariernya juga melatih klub terakhirnya sebagai pemain, Racing Club. Namun, dia tidak sukses.

Gelar pertamanya sebagai pelatih justru bersama Atletico Madrid. Dia memberikan 1 glear La Liga dan 1 gelar Piala Raja. Sejumlah gelar juga diraihnya di klub lain seperti Lazio.

Bersama Atletico Madrid pula, Diego Simeone berhasil meraih gelar sebagai pelatih. Total delapan gelar, di antaranya dua gelar La Liga dan dua gelar Liga Europa.

Lalu ada Xavi Hernandez (Barcelona). Sebagai pemain, Xavi Hernandez telah memenangkan semua gelar bersama Barcelona.

Xavi Hernandez hanya mengenal Barcelona dalam kariernya sebagai pemain meski kemudian dia bermain di klub Qatar, Al Sadd.

Setelah melatih Al Sadd, Xavi Hernandez kemudian menerima tawaran Barcelona pada 2021 hngga saat ini. Hanya semusim kemudian, Xavi Hernandez berhasil membawa Barcelona juara La Liga 2022-2023 dan Piala Super Spanyol 2022-2023.

SKY SPORTS | SKOR.ID

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus