Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Asian Games 2018: Persiapan Telat, Berkuda Belum Bentuk Tim Inti

Dari empat tahap kualifikas pembentukan tim berkuda Asian Games 2018, saat ini baru satu tahap yang dilewati.

19 Maret 2018 | 07.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kualifikasi tahap pertama pembentukan tim nasional (timnas) berkuda Asian Games 2018 telah digelar di Arthayasa Stable, Limo, Cinere pada 9-11 Maret 2018 pekan lalu. Proses pembentukan pun masih panjang karena akan ada tiga tahap lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kualifikasi kedua akan digelar di APM Equestrian Centre pada 27-29 April, kualifikasi ketiga di Arthayasa pada 12-13 Mei, dan terakhir kembali di APM Equestrian Centre pada 8-10 Juni. "Memang sangat telat. Cabang olahraga lain sudah terbentuk atlet mana yang akan fokus untuk bertanding di Asian Games 2018," kata manajer timnas berkuda untuk Asian Games 2018, Reshwara Radinal atau Reshi, saat dihubungi Tempo, Jumat, 16 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Reshi mengatakan, saat ini masih ada delapan penunggang dressage, 13 eventers, dan delapan atlet untuk nomor show jumping. "Saat entry by name akan terbentuk timnas yang terdiri dari 12 rider. Diharapkan pada seleksi nanti akan terbentuk empat atlet untuk tiga disiplin tersebut," ujarnya.

Adapun saat Asian Games 2018, cabang olahraga berkuda mengikutsertakan enam nomor pertandingan untuk dressage, show jumping, dan eventing dengan masing-masing tim dan individu. "Dari empat orang, diambil dua terbaik untuk tanding individu," kata Reshi.

Untuk Asian Games, selain Reshi, Nadia Marciano juga terpilih sebagai manajer timnas berkuda untuk Asian Games 2018.

Reshi berujar, saat ini atlet untuk Asian Games belum terbentuk karena pemilihan didasarkan pada performa, bukan hanya dari rekam jejak atlet.

Menurut Reshi, keberhasilan meraih medali pada ajang SEA Games lalu bukan juga jadi jaminan. "Ada beberapa rider yang menang medali SEA Games, tapi untuk saat ini sudah tidak memiliki kuda untuk nomor pertandingannya."

Yang menjadi penilaian lain untuk pemilihan rider, kata Reshi, adalah memiliki kuda untuk nomor yang dipertandingkan."Memang sedikit berbeda dengan cabang olahraga lain. Misalnya, kurang sepatu maka bisa langsung beli baru, namun kalau beli kuda kan tidak semudah itu."

Reshi menuturkan bahwa ada beberapa rider yang memiliki kudanya sendiri, dan ada beberapa rider yang disoponsori oleh klub. "Tidak semuanya berasal dari perorangan atau rider."

Nantinya, saat entry by name Asian Games 2018 pada bulan Juni kata Reshi, rider yang terpilih ada kombinasi terbaik antara rider dan kuda terbaik berdasarkan hasil dan performa. "Dan harus sudah punya kuda, tapi punya kuda itu bisa dr klub, sponsor, atau pinjam."

JENNY WIRAHADI

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus