Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Inilah 5 Pemain Naturalisasi yang Dianggap Gagal Bersinar di Timnas Indonesia

Tak semua pemain naturalisasi timnas mampu menunjukan tajinya. Beberapa justru menurun performanya saat memiliki kewarganegaraan Indonesia.

19 November 2022 | 09.45 WIB

Para pemain Persipura Jayapura, Ferinando Pahabol, Bio Pauline Pierre dan Boaz Salossa merayakan gol ke gawang Persela Lamongan yang dicetak Boaz Salossa, dalam laga lanjutan ISL musim kompetisi 2012-2013 di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Minggu (3/2). TEMPO/Cunding Levi
Perbesar
Para pemain Persipura Jayapura, Ferinando Pahabol, Bio Pauline Pierre dan Boaz Salossa merayakan gol ke gawang Persela Lamongan yang dicetak Boaz Salossa, dalam laga lanjutan ISL musim kompetisi 2012-2013 di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Minggu (3/2). TEMPO/Cunding Levi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Timnas sepak bola Indonesia memiliki tambahan tenaga baru setelah Sandy Walsh dan Jordi Amat resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI). Kehadiran dua pemain naturalisasi itu diharapkan bisa sukses bersama timnas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Namun, dari puluhan pemain naturalisasi, tidak semua sukses di timnas. Berikut sejumlah pemain naturalisasi yang dianggap gagal bersinar timnas:

1. Kim Jeffrey Kurniawan

Dengan ekspektasi secermelang kakak iparnya, Kim Jeffry Kurniawan membawa banyak ekspektasi pecinta bola seluruh Indonesia. Ia sebenarnya dipersiapkan untuk skuad Timnas dalam turnamen AFF 2010. Namun, ia terhalang proses pemberkasan naturalisasi yang lambat, sehingga nama Kim tak dibawa Alfred Riedl dalam AFF 2010.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kim baru masuk ke dalam jajaran skuad timnas pada Maret 2010 saat laga persahabatan melawan Myanmar. Namun, penampilan Kim dianggap tidak memenuhi ekspektasi. Kim dipanggil timnas baru dua kali. Saat ini, ia merupakan pemain dari PSS Sleman yang seringkali turun dari bangku cadangan.

2. Jhonny Rudolf van Beukering

Saat Jhonny dinaturalisasi, ia mendapat banyak kritikan tajam dari pecinta bola dalam negeri. Pasalnya, saat itu ia telah berumur dicatas 30 tahun saat dinaturalisasi. Ia dinilai banyak pihak tak akan berkontribusi banyak pada tim nasional Indonesia. Tubuhnya yang gempal dan kondisi fisiknya yang tidak fit membuat pemain ini justru menjadi cemoohan suporter.

Benar saja, kariernya di tim nasional Indonesia hanya sebatas pada Piala AFF 2012. Indonesia tumbang pada fase grup dan karir Beukering bersama Pelita Jaya FC pun tumbang. Sempat kembali ke Belanda, kini nasib Beukering hanya menjadi penjaga keamanan klub malam di negara asalnya.

3. Greg Nwokolo

Pemain berusia 31 tahun ini sudah mengenal sepak bola Indonesia sejak 2004 ketika bergabung bersama Sriwijaya FC. Sepanjang karier profesionalnya, ia pernah bergabung bersama tim-tim elit Indonesia seperti Persija Jakarta dan Persipura Jayapura.

Greg mendapatkan kewarganegaraan Indonesia pada Oktober 2011, tetapi baru memperkuat timnas pada 2013 pada ajang kualifikasi Piala AFC 2015. Torehan golnya di tim nasional yang tak sederas di liga membuat pelatih-pelatih timnas tak melirik Greg. Pria asal Nigeria itu pun tercatat baru enam kali membela Indonesia.

4. Tonny Harry Cusell

Tonny Harry Cusell merupakan pemain naturalisasi asal Belanda. Mendapat kewarganegaraan Indonesia pada 2012 lalu, ia hanya sebentar mewarnai sepak bola Indonesia.

Tonny hanya pernah bermain di Barito Putera pada musim 2014-2015 sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Belanda. Keberadaannya di tim nasional pun tercatat hanya sepanjang ajang Piala AFF 2012 di mana Indonesia terhenti pada babak grup.

5. Bio Pauline

Sembilan tahun merumput di Indonesia, Bio Pauline resmi dinaturaslisasi pada Maret 2015. Pemain yang lama membela Persipura Jayapura itu berasal dari Kamerun. Sebagai bek, Pauline memang acap tampil ganas di lapangan. Namun, ia tercatat hanya sekali bermain untuk timnas Indonesia pada 2015 silam.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus