Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ruben Amorim sadar betul bahwa ia mengalami awal yang sulit sebagai manajer Manchester United. Namun, ia tahu bahwa tim berjuluk Setan Merah itu harus menargetkan kemenangan di Liga Europa untuk mengamankan tempat di babak 16 besar Liga Europa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manchester United mengalahkan FCSB dengan skor 2-0 di Steaua Bucharest pada Jumat dinihari, 31 Januari 2025. Pelatih asal Portugal itu datang ke pertandingan setelah kemenangan atas Fulham hari Minggu lalu. Di situ, ia merasa 10 tahun lebih tua setelah menggantikan Erik ten Hag pada bulan November lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amorim menjadi manajer United pertama yang kalah dalam lima dari 10 pertandingan pertamanya di semua kompetisi sejak Walter Crickmer pada tahun 1932. Tetapi, perlahan ia mengalami peningkatan baru-baru ini dan ia juga telah mulai beradaptasi dengan kehidupan di Manchester.
"Saya tidak melihat perbedaan besar dalam cara kami bermain, tetapi hari ini kami memiliki lebih banyak waktu untuk berpikir dan sekarang Anda dapat melihat beberapa pergerakan yang berbeda. Ide kami ada di sana karena kami memiliki lebih banyak waktu untuk bermain dan memahami permainan," kata Amorim seusai pertandingan, dikutip dari Reuters.
"Saya rasa kami bisa menjalani pertandingan demi pertandingan dan kami bisa memenangkannya. Kemudian Anda memiliki tanggung jawab, apa pun konteksnya, Anda berada di Manchester United sehingga Anda harus berjuang untuk memenangkan trofi,” ucap pelatih yang sukses bersama Sporting CP itu.
"Ketika Anda mencapai tahap ini di kompetisi mana pun, apa pun mungkin terjadi dan mereka dapat membuktikan bahwa mereka bisa menang melawan siapa pun,” ujar Amorim lagi.
Manchester United finis di posisi ketiga di fase pertama Liga Europa dan memastikan mereka terhindar dari playoff dua leg untuk mencapai babak 16 besar. "Itu sangat penting bagi kami, untuk memiliki waktu berlatih, menciptakan hubungan antara semua orang, staf, semua orang yang berlatih, pergi ke lapangan, saling mengenal di lingkungan yang tepat," ucap Amorim.
"Kemudian kami memiliki waktu satu minggu untuk mempersiapkan pertandingan, di awal minggu Anda dapat mengerjakan ide permainan kami dan kemudian memiliki waktu untuk mempersiapkan pertandingan dan fokus pada lawan. Saya dapat lebih memahami pemain,” kata dia.