Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Inggris

Manchester United di Titik Terendah Usai Kekalahan dari Newcastle, Ruben Amorim Bisa Disalahkan?

Ada ketidakpuasan di Manchester United selama beberapa pekan terakhir. Apa kata Ruben Amorim soal kekalahan dari Newcastle United?

31 Desember 2024 | 09.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelatih Manchester United Ruben usai laga Liga Primer melawan Newcastle United di Old Trafford, Manchester, Inggris, 30 Desember 2024. Action Images via Reuters/Lee Smith

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada ketidakpuasan di Manchester United selama beberapa pekan terakhir. Namun, Old Trafford pada Senin malam, situasi berubah makin tidak karuan karena kekalahan dari Newcastle United.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baru 30 menit berlalu, Manchester United sudah tertinggal 2-0. Joshua Zirkzee diganti oleh pelatih kepala Ruben Amorim. Salah satu dari 11 pemain bisa saja diganti karena mereka semua tampil buruk pada 30 menit pertama. Namun, Zirkzee-lah yang dikorbankan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zirkzee, pemain asal Belanda yang baru direkrut dari Bologna pada musim panas lalu, mengambil jaket dan berlari menyusuri terowongan untuk mendapatkan cemoohan. Dia muncul lagi beberapa saat kemudian untuk mengambil tempatnya di bangku cadangan.  Saat peluit turun minum dibunyikan, terdengar ejekan di Old Trafford. Sebagian penonton pulang lebih awal. 

Kini, Manchester United mengalami empat kekalahan beruntun. Selain itu, Setan Merah sudah menelan enam kekalahan dalam delapan pertandingan terakhir. Catatan buruk ini terjadi untuk pertama kalinya sejak musim 1978-1979 saat kalah dalam tiga pertandingan liga berturut-turut di Old Trafford. 

Tiga kekalahan berturut-turut di Premier League berarti mereka akan mengawali tahun 2025 di peringkat ke-14 atau hanya tujuh poin di atas zona degradasi. Kondisi ini membuat pelatih Manchester United Ruben Amorim menghadapi pertanyaan tentang kemungkinan degradasi.

“Ini sangat sulit bagi semua orang dan Anda bisa merasakannya. Kami menunjukkan beberapa peningkatan pada pertandingan pertama terutama melawan Manchester City dan Tottenham, namun kami kalah karena kurangnya latihan dan kepercayaan diri setelah begitu banyak kekalahan. Ini adalah momen yang sangat sulit bagi semua orang,” ucap Amorim dikutip dari ESPN.

“Agak memalukan menjadi pelatih Manchester United dan kalah dalam banyak pertandingan. Saya pikir klub kami memerlukan kejutan dan kami harus memahaminya,” kata pelatih asal Portugal tersebut menambahkan. 

Tidak mengherankan jika Newcastle sejauh ini menjadi tim terbaik dan pantas memenangkan pertandingan di Old Trafford selama lebih dari satu dekade. Manchester United berhasil meredakan kemarahan suporter dengan penampilan yang lebih rapi di babak kedua. Namun, itu tidak berhasil menghindarkan Manchester United dari kekalahan.

Newcastle United mendapatkan keunggulan lewat Alexander Isak dan Joelinton. Saat itulah Zirkzee keluar. Ia digantikan oleh Kobbie Mainoo dan Man United akhirnya bisa bermain lebih solid. Menjelang jeda, Newcastle telah melepaskan 11 tembakan ke gawang Andre Onana. 

Setelah optimisme awal kedatangannya untuk menggantikan Erik ten Hag pada November lalu, Amorim menelan kekalahan di Premier League dari Arsenal, Nottingham Forest, Bournemouth, Wolves dan kini Newcastle. Man United belum pernah kalah dalam lima pertandingan di Liga Inggris dalam satu bulan kalender sejak 1962.

Kekalahan di Piala Carabao dari Tottenham dan dari Newcastle United adalah kekalahan keenam di semua kompetisi. Ini menjadi titik terendah yang belum pernah terlihat sejak September 1930. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun, seorang manajer Manchester United kalah lima kali dari delapan pertandingan pertamanya.

Lantas, siapa yang harus disalahkan? Untuk saat ini, Amorim menjadi bukti kritik terhadap skuadnya yang bermain tidak cukup baik dari pekan ke pekan. Dia sering dibanjiri pertanyaan tentang sistem 3-4-3 yang tak cukup berjalan. Apakah dia akan beradaptasi dengan kemampuan para pemainnya? Tapi, tak ada hubungan formasi bermain dengan kekalahan dari Newcastle. Gol Isak terjadi saat pemain melakukan sundulan tanpa pengawalan. Padahal, ia berada di antara Harry Maguire dan Lisandro Martínez untuk mengelabui Onana.

Formasi Amorim juga tidak ada hubungannya dengan Joelinton berhasil memenangi duel udara melawan Martinez. Gol-gol itu tidak ada hubungannya dengan semua tekel dan umpan yang gagal. “Saya bertanggung jawab,” kata Amorim. "Saya tidak suka datang ke sini dan membuat alasan. Saya pikir orang-orang sudah bosan dengan alasan di klub ini.”

“Saya tidak pernah melihat seorang pelatih berbicara soal pertandingan dengan tidak melindungi para pemainnya. Apa yang harus saya katakan kepada para pemain, saya katakan di ruang ganti. Saya harus menjual ide saya. Jika saya berubah terus-menerus, keadaannya akan menjadi lebih buruk. Ini adalah momen yang sangat sulit dan kami harus berjuang untuk pertandingan berikutnya dan mendapatkan performa terbaik.”

Amorim yakin bahwa performa buruk MU tidak akan bertahan selamanya. Namun, hal ini sepertinya tidak akan segera terjadi. Manchester United dijadwalkan mengunjungi pemimpin klasemen, Liverpool, akhir pekan depan.Kekalahan di Anfield akan membuat Amorim dan para pemainnya semakin terpuruk. Kemarahan sudah semakin dalam, suasana hati klub juga para penggemar akan semakin buruk.

Pemain Newcastle United Lewis Hall dalam Liga Primer di Old Trafford, Manchester, Inggris, 30 Desember 2024. REUTERS/Phil Noble.

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus