Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Arsenal Mikel Arteta mengatakan bahwa skema tendangan sudut membuat The Gunners lebih berbahaya. Arsenal mencetak dua gol lewat Jurrien Timber dan William Saliba untuk mengalahkan Manchester United pada pekan ke-14 Liga Inggris di Stadion Emirates, Kamis dinihari, 5 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua gol ini membuat Arsenal telah mencetak 22 gol dari skema tendangan sudut sejak awal musim lalu. "Kami membutuhkan itu. Saya pikir kami ingin menjadi sangat berbahaya dan sangat efektif dari setiap sudut dan setiap aspek permainan. Kami melatih semua itu," kata Arteta dikutip dari laman resmi klub.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arteta mengatakan tendangan sudut menjadi senjata paling efektif Arsenal musim ini apabila mereka gagal mencetak gol dari skema permainan terbuka. "Hari ini kami tidak dapat mencetak gol dari permainan terbuka seperti yang kami lakukan melawan West Ham, melawan Sporting, jadi tim benar-benar yakin bahwa dari setiap sudut kami memiliki mentalitas untuk mengancam lawan dan mencoba mencetak gol," kata pelatih asal Spanyol tersebut.
Ada 13 tendangan sudut yang didapatkan Arsenal melawan MU. Seisi Stadion Emirates selalu bersorak setiap kali timnya mendapatkan momen ini. Arteta mengatakan reaksi dari seisi stadion adalah hal yang tidak direncanakan. Namun hal itu, kata dia, turut membantu timnya untuk menciptakan gol ke gawang lawan. "Itu menciptakan koneksi dan keyakinan itu dan lebih mudah bagi para pemain untuk melakukannya karena suara itu menciptakan hal-hal baik dalam diri kami dan hal-hal sulit bagi lawan," ujar dia.
Sementara itu, Declan Rice merasa yakin setiap bola yang ditendangnya dari tendangan sudut akan mengenai sasaran dan memberi timnya peluang besar untuk mencetak gol. Ia memberikan satu asis dari tendangan sudut untuk gol pertama yang dicetak Timber yang membuatnya saat ini mengoleksi total empat asisst.
“Saya pikir setiap kali saya akan mengambil tendangan sudut, saya tahu itu akan menjadi umpan yang bagus. Dalam benak saya, saya hanya berpikir untuk menempatkannya di tempat yang sama dan pada akhirnya dengan pengulangan, Anda akan mencetak gol," kata gelandang 25 tahun itu.
Nicolas Jover di Balik Bahaya Bola Mati Arsenal
Premier League mencatat bahwa Arsenal sudah mencetak 41 gol dari sepak pojok dalam kompetisi sejak musim panas 2021 hingga kini. Tidak ada klub lain di Inggris yang bahkan mendekati jumlah itu dalam kurun waktu yang sama. Ketajaman Arsenal dalam memanfaatkan bola mati tidak lepas dari keputusan Dewan Klub merekrut Nicolas Jover, pria kelahiran Jerman dengan profesi yang jarang terdengar di dunia sepak bola, yaitu pelatih set piece.
Jover datang ke Arsenal atas permintaan khusus pelatih Mikel Arteta, pada 2021. Perkenalan Arteta dengan Jover terjadi di Manchester City pada 2019. Kala itu, Arteta, yang masih asisten pelatih Pep Guardiola, memberi rekomendasi agar City merekrutnya.
Arteta takjub dengan polesan Jover di Brentford pada periode 2016-2019. Brentford, yang saat itu masih di Divisi Championship, memiliki catatan gol yang hebat dari bola mati selama ditangani Jover, tak tanggung-tanggung 46 gol.
William Saliba mencetak gol kedua sekaligus memastikan kemenangan bagi Arsenal menjadi 2-0 atas Manchester United sekaligus memangkas jarak dengan pemuncak klasemen Liverpool, di Emirates Stadium, London, Inggris, 4 Desember 2024. REUTERS/Dylan Martinez.
Pada Juli 2019, Jover pun bergabung dengan Manchester City. Walau kebersamaan dengan Arteta di City hanya sebentar karena juru taktik asal Spanyol itu hijrah ke Arsenal untuk menjadi pelatih kepala, Jover tetap memperlihatkan performa menawan sebagai arsitek bola mati.
Selama 2019-2021 di Manchester City, Jover meningkatkan jumlah gol "The Citizens" dari skema bola mati. Berdasarkan statistik Liga Inggris, pada musim 2018-2019 atau sebelum kedatangan Jover, Manchester City hanya bisa mencetak 11 gol dari set piece dalam semusim. Semusim berikutnya, yang menjadi debut Jover bersama City, dia bisa menambah jumlah gol dari bola mati Manchester City menjadi 17 gol semusim dan 13 gol pada musim 2020-2021.
Bukan hanya itu, Jover pun membuat pertahanan City lebih kokoh menghadapi bola mati lawan. Dari awalnya kebobolan sembilan gol saat menerima serangan lewat bola mati, dia dapat menguranginya menjadi tujuh gol pada musim 2019-2020 dan lima gol pada periode 2020-2021.
Kiprah Jover selama dua musim telah membantu City merebut satu trofi juara Liga Inggris dan dua Piala Liga. Jover tidak memperpanjang kontraknya di Manchester City dan memilih reuni dengan Arteta di Arsenal mulai Juli 2021. "Saya percaya kami membutuhkan seseorang yang pakar dalam set piece. Saya sudah mengenal Nico (Nicolas Jover). Dampaknya kepada tim sangat kuat," ujar Arteta setelah Jover bergabung di Arsenal.
Arteta memberikan tugas khusus kepada Jover untuk mengombinasikan situasi bola mati dan permainan terbuka dalam pertandingan. Ia ingin kombinasi itu bisa membantu Arsenal meraih kemenangan.
Hasilnya, dalam tiga musim kiprahnya di Arsenal dari 2021-2022 hingga 2023-2024, Jover sukses mempertajam kemampuan bola mati Meriam London. Total dari musim 2020-2021 sampai 2023-2024, Arsenal menelurkan 51 gol dari bola mati, dengan rincian, 16 gol pada musim 2021-2022, 15 gol pada musim 2022-2023 dan 20 gol pada musim 2023-2024.
Adapun kemenangan atas MU membawa Arsenal memangkas jaraknya dengan Liverpool di puncak klasemen menjadi tujuh poin di posisi ketiga. Di sisi lain, kekalahan ini adalah kekalahan pertama Setan Merah di bawah asuhan Ruben Amorim setelah dua kemenangan dan satu seri pada tiga laga pertamanya. Manchester United turun ke posisi kesebelas klasemen sementara dengan 19 poin, berjarak tujuh poin dari zona Liga Champions dan berjarak 17 poin dari puncak klasemen.