Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petinggi Manchester United dikabarkan memilih menunda rencana pemberian perpanjangan kontrak Jose Mourinho. Keraguan kini muncul di antara mereka soal kemampuan pelatih asal Portugal itu untuk membawa kembali MU jadi penguasa Liga Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mourinho terikat kontrak tiga tahun sejak 2016 lalu. Pada musim lalu, ia mampu meloloskan kembali MU ke Liga Champions dengan keberhasilan menjuarai Liga Europa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena keberhasilan itu sempat muncul kabar bahwa MU siap memberi perpanjangan kontrak dengan kenaikan signifikan dari bayarannya saat ini yang mencapai 12 juta pound sterling (Rp 217 miliar) per tahun.
Tapi, di musim ini, United ternyata gagal bersaing dengan Manchester City. Kini, mereka tertinggal 13 poin dari rival sekotanya itu.
Posisi itu tak memuaskan petinggi MU yang sudah mengucurkan sekitar 300 juta pound sterling (Rp 5,4 triliun) bagi Mourinho untuk belanja pemain. Anggota dewan direksi MU yang berpengaruh juga dilaporkan tidak senang dengan pendekatan ultra-pragmatis yang masih diterapkan Mourinho hingga musim ini.
Menurut media Inggris, Mirror, Mourinho sudah terlihat merasakan tekanan yang besar. Musim ini ia sudah berkali-kali mengkritik beberapa pemainnya, juga suporter. Emosinya juga tersulut saat pemain Manchester City melakukan selebrasi berlebihan setelah mengalahkan MU di Old Trafford.
Ketika MU disingkirkan Bristol dari Piala Liga, sudah muncul suara netizen yang menyeru Mourinho dipecat. Tapi, Mirror menilai posisi Mourinho masih aman, setidaknya hingga akhir musim.
Untuk musim berikutnya, juga soal perpanjangan kontraknya, akan sangat tergantung pada kemampuan dia untuk kembali memberikan gelar di musim ini. Di Liga Inggris, hal itu sangat berat dilakukan. Tapi, masih ada peluang bagi Mourinho dan MU di Liga Champions.
MIRROR | METRO