Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Prancis telah menggeledah kantor administrasi pajak Kementerian Keuangan di Paris atas tuduhan perlakuan istimewa yang diberikan kepada klub sepak bola Paris Saint-Germain atas transfer bintang Brasil Neymar. Demikian diungkapkan sumber yang dekat dengan penyelidikan kepada Reuters pada Kamis, 18 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PSG memecahkan rekor dunia sebesar US$ 242 juta atau Rp 3,77 triliun untuk mengontrak Neymar pada 2017, tetapi Departemen Kehakiman menuduh klub Liga Prancis itu menghindari aturan keuangan saat merekrut Neymar dari Barcelona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilaporkan Mediapart yang dikutip AS, personel polisi dari Kantor Pusat Pemberantasan Korupsi dan Penipuan Pajak menggeledah kantor pajak sehubungan dengan klaim klub Paris itu mendapat keuntungan pajak untuk membantu mendanai transfer.
Mereka diperkirakan sedang menyelidiki hubungan antara Jean-Martial Ribes, mantan direktur komunikasi PSG, dan Hugues Renson, yang menjabat menjabat deputi partai yang berkuasa di Prancis pada saat transfer dilakukan.
Investigasi dimulai pada 2022 tetapi perkembangan terakhir, penggerebekan polisi di gedung pemerintah, menandakan peningkatan kasus yang meluas.
Ini bukan yang pertama kalinya transfer yang melibatkan penyerang timnas Brasil itu diselidiki. Neymar pindah dari klub masa kecilnya Santos ke Barcelona pada musim panas 2013 dan berkembang menjadi salah satu penyerang paling dahsyat di dunia bersama raksasa Spanyol.
Namun kepindahan Neymar ke Barcelona yang tidak biasa menimbulkan tuduhan penipuan dan korupsi. Pemain dan semua yang terlibat dalam dakwaan tersebut dibebaskan pada 2022.
Sebuah perusahaan Brasil, DIS, mengklaim mereka telah disesatkan mengenai total nilai kesepakatan Neymar. Mereka memiliki 40 persen hak pemain itu selama berada di Santos.
REUTERS | AS