Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Denpasar - Pameran kolaboratif yang menggabungkan pemutaran flim, seni instalasi, pameran lukisan dan grafis dengan desain yang menarik bakal digelar untuk merayakan 100 tahun kedatangan seniman Jerman, Walter Spies di Bali. "Pameran akan digelar di ARMA Museum Ubud bertajuk ROOTS, kelanjutan dari pameran yang telah dibuat sebelumnya di Basel, Swiss," kata Project Manager Yudha Bantono, Sabtu, 19 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pilihan Editor: Mariam Safrina dan Guntur Timur Gelar Pameran Lukisan Fotorealisme di Galeri Lawangwangi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pengaruh Walter Spies terhadap lanskap budaya Bali masih terasa hingga kini. Pameran ROOTS bertujuan menunjukkan pengaruh yang mendalam itu sambil menjelajahi warisan pascakolonial pulau ini selama seabad terakhir.
Pameran Kolaboratif Rayakan 100 Tahun Walter Spies di Bali
Proyek kolaboratif ini diinisiasi penulis, pembuat film, dan kurator ternama dari Swiss, Michael Schindhelm. Film dokumenter fiksi ROOTS karyanya akan ditayangkan di berbagai lokasi di Bali, pada 21 Mei -14 Juni 2025 bersaman dengan berlangsungnya pameran seni rupa.
Materi utama presentasi ROOTS adalah Villa Iseh, yakni tempat peristirahatan yang dibangun oleh Spies pada 1937 di Iseh, Karangasem. Villa ini semula merupakan tempat perlindungan bagi Spies. Villa Iseh berkembang menjadi jujugan persinggahan dan tinggal sementara waktu bagi orang-orang kaya dan terkenal.
Penulis, pembuat film, dan kurator seni asal Swiss, Michael Schindhelm. Foto: Istimewa.
Melalui pertemuan dengan seniman dan tokoh terkemuka Bali, “hantu” Spies bergulat dengan warisan budaya Bali sendiri dan adanya dampak abadi peradaban Barat di pulau ini. Pengunjung akan diundang untuk menemaninya dalam perjalanan melintasi pulau saat ini, 99 tahun setelah kunjungan pertama sang pelukis. ROOTS menghormati warisan Spies yang penuh teka-teki, merangkai kisahnya ke dalam narasi kontemporer Bali, dan mengeksplorasi kompleksitas pertukaran budaya.
Pameran ini juga akan membahas tema-tema pariwisata massal, degradasi lingkungan, dan interaksi yang kompleks tentang identitas budaya di Bali dalam bingkai pariwisata. Walter Spies memberi andil besar dalam perkembangan pariwisata Bali.
Michael Schindhelm mengatakan, pameran dan documenter ROOTS harus dipahami sebagai proyek memori kolektif dalam membahas aspek penting sejarah pascakolonial Bali: Pengaruh budaya modern Barat terhadap tradisi budaya Bali.
Memaknai Warisan Walter Spies di Bali
Kehadiran ROOTS dengan para tokoh utama budaya Bali saat ini, berupaya menempatkan warisan yang ditinggalkan Walter Spies dalam konteks sejarahnya. “Acara ini sekaligus bertujuan memahami signifikansinya terhadap perkembangan Bali saat ini,” kata dia. Michael Schindhelm menuturkan, penari Dewa Ayu Eka Putri, musisi Putu Tangkas Adi Hiranmayena, dan koreografer terkenal berkelas internasional, Wayan Dibia serta pendiri dan pemilik Museum Arma Agung Rai, akan memamerkan karya mereka.
Salah-satu karya Made Bayak yang akan ditampilkan dalam pameran ROOTS - Foto: Dok Istimewa/ Salah-satu karya Made Bayak yang akan ditampilkan dalam pameran ROOTS - Foto> Dok. Made Bayak
Dua pelukis Made Bayak dan seniman grafis Gus Dark, akan mengeksplorasi perjuangan masyarakat Bali untuk melestarikan identitas budaya di tengah tantangan kontemporer. Mereka akan menyajikan momen-momen penting dalam sejarah Bali, termasuk genosida tahun 1965. Seluruh rangkaian acara akan ditutup dengan pemutaran film ROOTS pada 14 Juni di Museum Arma.
Tentang Walter Spies
Spies adalah seniman Jerman kelahiran Rusia Walter Spies yang hidup antara 1895 – 1942. Pada 1923, Walter Spies memulai perjalanan dari Eropa ke daerah tropis untuk mencari adanya dunia baru dan inspirasi artistik.
Meskipun pengaruhnya amat besar sebagai seniman, namun kisahnya sebagian besar telah memudar dari kesadaran Barat. Walter Spies lahir di Moskow pada 1895 dan meninggal secara tragis di laut lepas Sumatera pada 1942.
Warisan Spies tetap berpengaruh abadi di Bali seabad setelah kedatangannya. Keberadaan Spies juga telah dianggap oleh masyarakat Bali sebagai pelopor modernisme di pulau yang menjunjung warisan budaya luhur, Spies mengalami transformasi artistik yang mendalam di bawah pengaruh seni Bali yang meresap pada dirinya.
Sejarah Walter Spies yang penuh gejolak di Pulau Bali dan dampaknya terhadap transformasi Pulau Dewata hingga membuka jalan menjadi destinasi wisata global. “Inilah warisan bersama,” kata Michael Schindhelm.