Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENYAIR Sitok Srengenge merasakan menjadi raja meski hanya sebentar. Posisi itu didapatnya dalam film garapan Hanung Bramantyo, Sang Pencerah. Di sana dia berperan sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Film ini bercerita tentang kisah pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan, saat berumur 15 hingga 44 tahun. Dalam film itu, Sitok memerankan Sultan, yang pada saat Muhammadiyah berdiri pada 1912 menjadi penguasa Yogyakarta.
”Menjadi Sultan Hamengku Buwono VII tidak mudah. Dia sultan tetapi menyadari benih nasionalisme lewat organisasi modern seperti Muhammadiyah,” katanya. Sultan yang punya latar belakang pendidikan modern itu memfasilitasi terbentuknya organisasi pada zaman kolonial. ”Aktivitas ulama Muhammadiyah berpusat di Masjid Gede, Yogyakarta, masih dalam lingkungan keraton. Di situlah keterlibatan Sultan,” Sitok menambahkan.
Film yang dibuat dalam rangka menyambut satu abad Muhammadiyah itu dibintangi sejumlah aktor dan aktris ternama, seperti Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca, dan Slamet Rahardjo. Agar aktingnya maksimal, sebelum pengambilan gambar dimulai, Sitok melakukan riset tentang kehidupan sang Sultan. Meski ini adalah film pertamanya, dia mengaku tidak menemui masalah karena terbiasa berakting di panggung teater. ”Saya sudah lama berteater. Tinggal menyesuaikan dengan proyeksi kamera,” ujarnya. Inggih, Sultan, eh Sitok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo