Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Sekolah di Kaki Gunung

Di luar kesibukan sebagai artis, Cinta Laura Kiehl membantu siswa tidak mampu di sekolah-sekolah yang dikelola Yayasan Soekarseno Peduli milik keluarga ibunya. Ia mendonasikan sebagian penghasilannya dan pernah mengajar bahasa Inggris.

3 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cinta Laura Kiehl dan anak-anak. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KESIBUKAN sebagai selebritas tak membuat Cinta Laura Kiehl melupakan siswa di sekolah-sekolah yang dikelola Yayasan Soekarseno Peduli milik keluarga ibunya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia rutin menyisihkan sebagian penghasilannya untuk kegiatan operasional sekolah, gaji guru, hingga membeli pakaian seragam dan perlengkapan yang dibutuhkan murid dari keluarga tak mampu. "Begitulah cara aku berkontribusi agar sekolah-sekolah yang kami bangun tetap terawat dan semua anak-anak bisa belajar dengan nyaman," ujar Cinta, Jumat, 2 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Cinta, yayasan telah merenovasi sepuluh sekolah dasar yang hampir ambruk. Tidak hanya atap gedung yang mau roboh dan minimnya fasilitas yang membuat murid belajar di lantai, sekolah-sekolah itu juga masih memakai kurikulum yang ketinggalan zaman. Berkolaborasi dengan berbagai organisasi dalam negeri dan internasional, yayasan juga membangun Sekolah Menengah Pertama Pangerasan Education Center. Cinta terakhir kali mengunjungi siswa-siswi sekolah di Desa Cibalung, kaki Gunung Salak, itu pada 16 Juni lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cinta Laura Kiehl dan anak-anak. Instagram/claurakiehl

Cinta pernah ikut mengajar bahasa Inggris. Setelah menjadi artis, ia tidak memiliki banyak waktu luang untuk membagikan ilmunya. Sebelum masa pandemi Covid-19, banyak relawan lokal dan luar negeri, seperti Australia, turut mengajar guru dan siswa di sana bahasa Inggris, bertani, hingga menjahit. "Salah satu kisah sukses besar kami adalah kami mempunyai murid yang mendapatkan beasiswa ke Universitas Indonesia dan S-2 di Jerman dan Jepang," tuturnya.

Cinta Laura Kiehl merasa bersyukur dan beruntung karena ibunya, Herdiana Kiehl, berusaha menanamkan jiwa sosial dan empati kepadanya sejak kecil. Keluarganya juga percaya pendidikan yang baik dapat memperbaiki masa depan dan memutus tali kemiskinan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mahardika Satria Hadi

Mahardika Satria Hadi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2010. Kini redaktur untuk rubrik wawancara dan pokok tokoh di majalah Tempo. Sebelumnya, redaktur di Desk Internasional dan pernah meliput pertempuran antara tentara Filipina dan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus