Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“JAKET kulit tanpa lengan, kuping ditindik, sepatu bot Docmart (Dr. Martens). Kerumunan massa itu banyak sekali yang berbaju hitam,” kata Giri Nugroho, 41 tahun. Setelan itu jauh dari kesan menakutkan bagi Giri remaja. Justru tampak trendi baginya. Bisa jadi karena ia terbiasa merekam pemandangan itu saban akhir pekan. Dulu, tiap Ahad, Giri dan belasan kawan sebayanya biasa pergi menonton pergelaran musik bawah tanah (underground). “Kami ke (Gelanggang Olahraga) Saparua,” ujarnya saat dihubungi, Kamis, 1 Juli lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo