Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Gelanggang Olahraga: Riwayat Musik Bawah Tanah

Pada 1970-1990-an, selain menjadi arena olahraga, gelanggang olahraga (gelora) di berbagai kota menjadi ajang pentas musik. Keberadaan gelora malah banyak melahirkan musikus berbakat daripada olahragawan. Gelora Saparua, Bandung, misalnya, sempat menjadi tempat komunitas musik bawah tanah (underground) yang melahirkan banyak band pada 1990-an. Mereka di antaranya Burgerkill, Puppen, Jasad, Koil, PAS Band, Pure Saturday, dan Dajjal, yang kini “besar” dan menjadi pionir sejumlah kelompok musik anyar.

Di luar Bandung, sejumlah gelora menyimpan kenangan akan kejayaan grup musik lokal. Ada Gelora Manahan (Solo), Bulungan (Jakarta), juga Pulosari (Malang). Sayangnya, sebagian gelora itu sudah dirobohkan. Ada pula yang masih berdiri, tapi tak lagi menghidupi kegiatan seni. Sepatah memori kejayaan gelora sebagai wadah para seniman terekam dalam film dokumenter tentang Gelora Saparua, yang tayang pada Juni lalu di sejumlah kanal streaming. Karya sutradara Alvin Yunata itu melahirkan pertanyaan: perlukah melahirkan kembali gelora sebagai kawah kreativitas anak muda di tengah zaman yang serba digital? Simak reportasenya.

3 Juli 2021 | 00.00 WIB

Acara musik punk di GOR Saparua Bandung. Film Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua
Perbesar
Acara musik punk di GOR Saparua Bandung. Film Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“JAKET kulit tanpa lengan, kuping ditindik, sepatu bot Docmart (Dr. Martens). Kerumunan massa itu banyak sekali yang berbaju hitam,” kata Giri Nugroho, 41 tahun. Setelan itu jauh dari kesan menakutkan bagi Giri remaja. Justru tampak trendi baginya. Bisa jadi karena ia terbiasa merekam pemandangan itu saban akhir pekan. Dulu, tiap Ahad, Giri dan belasan kawan sebayanya biasa pergi menonton pergelaran musik bawah tanah (underground). “Kami ke (Gelanggang Olahraga) Saparua,” ujarnya saat dihubungi, Kamis, 1 Juli lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Isma Savitri

Isma Savitri

Setelah bergabung di Tempo pada 2010, lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini meliput isu hukum selama empat tahun. Berikutnya, ia banyak menulis isu pemberdayaan sosial dan gender di majalah Tempo English, dan kini sebagai Redaktur Seni di majalah Tempo, yang banyak mengulas film dan kesenian. Pemenang Lomba Kritik Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 dan Lomba Penulisan BPJS Kesehatan 2013.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus