Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atlet berkuda Larasati Iris Rischa alias Larasati Gading sedang bungah. Dalam kejuaraan internasional di Zierow, Jerman, akhir bulan lalu, ia menang di kelas intermediaire II—satu tingkat di bawah kelas grand prix. Berlaga di nomor tunggang serasi Â(dreÂssaÂge), perempuan kelahiran Stuttgart, Jerman, 14 November 1971, ini mengandalkan Diamond Boy, yang baru sebulan dia tunggangi.
"Tidak disangka bisa menang. Padahal saya rasa belum klop benar," kata Larasati lewat surat elektronik kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Beruntung, dengan segudang pengalaman bertanding, penyumbang dua medali emas bagi Indonesia dalam SEA Games 2011 ini bisa mengendalikan si Boy. Walhasil, kudanya bisa mengayun langkah dengan bebas, mudah, dan tanpa beban, sehingga mengalahkan pasangan lain, termasuk dari Jerman, Italia, dan Rusia.
Selain mengajak si Boy, Larasati membawa dua kudanya, Wallenstein dan Desperado, untuk bertanding di kelas intermediaire I. Namun hasilnya tak semoncer Boy. Wallenstein berada di peringkat ketiga, sedangkan Desperado di peringkat kelima. Selain berlaga di Zierow, ia akan bertanding di Ingolstadt, Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo