DI Jakarta berlangsung juga peringatan hari lahir ke-100 Albert
Einstein. Diselenggarakan oleh Himpunan Fisika Indonesia, 20
Maret lalu di Ruang Rekrorat Ul, Salemha. Ruangan berpesawat
pendingin itu dihiasai serangkaian gambar Einstein sejak kecil
sampai tua -- agaknya ciptaan seorang mahasiswa.
Yang hadir (mahasiswa, dosen, undangan) seluruhnya 50 orang.
Acara dibuka oleh Ketua Jurusan Fisika Fipia UI, Dr Parangtopo,
dilanjutkan oleh Prof. Baiquni -- Dirjen Batan -- yang
menguraikan karya-karya Einstein terutama pengaruhnya terhadap
ilmu fisika modern. Giliran berikutnya Prof. Slamet Iman
Santoso, menyorot Einstein sebagai "tauladan".
Ia mengemukakan betapa rumitnya persoalan fisika di zaman
Einstein, namun orang besar seperti dia dapat memberi penjelasan
bersahaja. "Itulah ciri orang pandai," ujar Prof. Slamet, "hal
yang ruwet bisa disederhanakan. Sebaliknya orang bodoh akan
meruwetkan soal sederhana."
Selesai uraian, para mahasiswa membuat acara sendiri. Selembar
karton manila kuning yang bertuliskan 'Dalam rangka peringatan
hari lahir ke-100 Albert Einstein' disampaikan kepada kedua
profesor yang barusan bicara supaya diisi apa saja sebagai
kenang-kenangan.
Prof. Baiquni membuat gambar mirip karikatur Newsweek sebuah
bola dunia lalu di bawahnya ia menulis "Di sini pernah hidup
Albert Einstein.' Sedang Prof. Slamet, setelah berikir
sejenak, tidak menggambar, tapi menulis "selum tentu mahasiswa
yang berambut gondrong itu menyamai Einstein."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini