Dirawat di rumah sakit rajawali

SANUSI Hardjadinata, 67 tahun, tiba-tiba kambuh penyakit jantungnya -- ketika berhalal bi halal dengan tokoh-tokoh Lembaga Kesadaran Berkonstitusi dan Lembaga Soekarno-Hatta, 3 September lalu. Mula-mula hanya perlu perawatan dokter biasa. Namun esoknya harus diangkut ke RS Pusat Pertamina. Tapi hanya sehari semalam. Selanjutnya ia lebih suka dirawat di RS Rajawali. Kebetulan istrinya, lin Supiah, menjadi salah seorang komisans yayasan RS itu. "Di sini ia akan lebih dekat dengan keluarga dan merasakan seperti di rumah sendiri," kata menantu Sanusi, Hariono Dhanutirto. Dan seperti biasa Sanusi lalu ditangani dr. Demin Shen, ahli bedah jantung dan kepala RS itu -- yang juga dokter pribadinya. Penyakit jantung bekas gubernur Ja-Bar, bekas duta besar dan bekas ketua PDI itu sudah lama diidapnya. Penyakit itu pulalah yang merupakan alasan pengunduran dirinya dari politik dengan melepaskan jabatannya di partai. Dan hal itu pula yang justru diinginkan para dokter yang pernah merawatnya. Tapi, bagaimanapun juga ayah dari tujuh orang putri itu tak bisa lepas dari pemikiran ke arah sana. Akhir-akhir ini Sanusi sering disibukkan yang membuatnya acapkali mondar-mandir Bandung-Jakarta. Di kamar 7, tampak penyakit tokoh ini agak serius. Pernapasannya dibantu dan sejak Sabtu malam ia diinfus. Belum bisa bicara, dan terus tidur. Menurut pemeriksaan, pada paru-parunya terdapat bayang-bayang seperti kapas (larenpusein). Ia hanya bangun untuk minum obat.