INILAH saat-saat yangberseJarah bagi TNI-AU. Hari itu, 2 Maret
lalu, tampak dua wanita berada di antara 15 penerbang militer
yang diwisuda oleh Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Ashadi Tjahjadi.
Hermuntarsih, 24 tahun, dan Sulastri Baso, 25 tahun,
masing-masing berpangkat Capa Wara (Wanita Angkatan Udara)
adalah penerbang militer wanita pertama dalam sejarah TNI-AU.
Hermuntarsih, yang berkulit kuning dan murah senyum itu, sejak
kecil rupanya punya kemauan yang lain dari yang lain,
dibandingkan delapan saudaranya. Anak kedua dari Sersan Polisi
Sidal Hadipratiknyo itu, waktu kecil juga suka bermain dengan
anak laki-laki dan pintar karate.
Kedua penerbang militer wanita itu mengambil jurusan pesawat
transpor angkut militer. "Sebetulnya saya merasa sanggup ''untuk
menempuh jurusan pesawat tempur, tapi dinas menentukan ke
transpor ," kata Hermuntarsih. Sedang Sulastri, putri dari Haji
Andi Baso, pensiunan Kapten TNI-AD, sebelumnya dinas pada apotek
RS AURI, Jakarta. "Saya memang gemar olahraga udara, terutama
senam terjun," kata wanita asal Bugis itu. Di dada mereka kini
tersemat wing penerban, dan masing-masing memiliki jam terbang
yang sama: 220 jam.
Digembleng selama 14 bulan di Sekolah Penerbang Ang katan ke-28
Wing Pendidikan I di Lanuma Adisucipto, Yogyakarta, kedua wanita
itu juga harus menempuh pelaaran seperti siswa laki-laki:
aerobatik alias jungkir balik dengan pesawat tempur di udara,
terbang formasi, menembak, mengebom, keJar-mengear, dan
lain-lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini