Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENULIS skenario film Alim Sudio banyak menyerap inspirasi dalam berkarya dari sejumlah kejadian dalam hidupnya. Salah satunya kegiatan spiritualnya sebagai pengurus Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alim mengungkapkan, pengalamannya sebagai pelayan umat atau pandita di organisasi tersebut banyak menginspirasi karya skenarionya. “Saya percaya setiap penulis bisa menyerap segala masalah atau isu yang ada di sekelilingnya,” kata Alim, yang telah menulis lebih dari 50 skenario film, dari Mariposa, Losmen Bu Broto, hingga Gita Cinta dari SMA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Melalui umat, saya banyak mendapat insight walau tidak secara langsung. Saya percaya apa yang kita alami tersimpan dalam memori dan akan recall ketika kita mau menuliskannya,” ujarnya.
Alim menuturkan, selain bisa berinteraksi dengan banyak orang dari beragam latar belakang, sejak bergabung dengan organisasi itu, ia mendapat kekayaan batin. Hal inilah, kata Alim, yang ikut memperkaya penulisan skenario.
Sebab, Alim menambahkan, hal paling esensial dalam penulisan skenario adalah penguatan karakter. “Bagaimana karakter dibentuk dan nantinya menjalani peristiwa,” ucap pria yang lahir pada 15 Juni 1973 ini.
Alim mengatakan pengalaman yang mengesankan baginya adalah ketika ia ikut dalam penggarapan skenario film biopik Buya Hamka. “Bisa dibilang Buya Hamka menjadi salah satu film yang berkesan buat saya, karena sampai tujuh tahun prosesnya,” tuturnya. “Esensi ceritanya juga sangat menyentuh kemanusiaan.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo