Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kehidupan raja rock

Raja rock, elvis presley, kaya raya semasa hidupnya. kesuksesannya adalah penjara bagi hidupnya, yang ditulis becky yancey. tulisan tentang kemewahan elvis ditulis caroline kennedy di rolling stone.

10 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"KESUKSESANNYA adalah penjara bagi hidupnya," tulis Becky Yancey. Gadis berambut pirang lebih dari 10 tahun bekerja untuk Almarhum Elvis Presley, sebagai sekretaris. Berikut ini tulisan Yancey tentang tingkah laku Elvis, ditulis semasa bosnya masih hidup. Di istana Elvis di Graceland, Memphis, Tennessee, bermukim pula para ajudan, staf, dan beberapa saudara Elvis. Biarpun hidup dalam kemewahan tapi mereka tidak berani boros. Juga tidak ada seorang pun - kecuali Yanccy yang berani naik ke atas, di kamar di mana Elvis biasa tinggal seorang diri atau bersama kencan wanitanya. Ruangan bawah yang penuh gelak ketawa, demikian Elvis turun ke bawah jadi senyap. Semua menanti kata-kata atau perintah apa yang akan diucapkan sang majikan. Sering Almarhum mengadakan pesta film. Kapan film akan dimulai tergantung pada kemauannya sendiri. Sering mereka menunggu dari petang, dan film baru dimulai jam 1.00 tengah malam. Kalau film tidak disenangi Elvis, 10 menit saja usailah pesta itu. Juga tidak seorang berani duduk di depan Elvis. Pemandangan antara layar dan Elvis harus bersih. Di pesta demikian pula. Elvis sering mengundang beberapa penggemarnya untuk pesta tutup tahun dengan cara menyewa klab malam. Kalau Elvis berdansa, lantai biasanya jadi bersih dari pedansa lain yang tadinya asyik-masyuk. Sering pula dia cuma menghadiri pesta 10 menit, kemudian keluar atau naik ke kamarnya kembali kalau pesta diadakan di istananya. Pada hari ulang tahunnya ke-40, ada kabar santer Elvis sakit. Seberapa parah? Sakit apa? Tidak ada yang tahu, kecuali dokter pribadinya dan dua tiga orang teman terdekat. Ada yang mengatakan dia parah lantaran kelewatan berusaha menguruskan tubuhnya yang gampang jadi gemuk. Dikabarkan pula dia pernah menjalani operasi plastik untuk mempercantik muka, menghilangkan gemuk di dagunya yang dobel, karena ia ingin muncul di depan umum dengan tubuh yang sama: sebagai simbol seks tahun-tahun 1955-an. Di saat-saat terakhir dia sering marah. Pernah, penjaga rumahnya terlambat beberapa menit membuka gerbang. Kepada sopir dia memerintahkan menabrak saja itu gerbang besi dengan Cadillac-nya yang mewah. Dan sopir mengerjakan, tentu. Tulisan lain dari Caroline Kennedy tentang raja rock ini, cukup menarik. Tanpa menunjukkan kartu pers atau identitas lainnya, Caroline berhasil masuk ke kamar di mana tubuh Elvis dibaringkan, sementara ribuan pengunjung dan puluhan wartawan gagal masuk ke rumah yang dibuat dari batu tembus pandang itu. Caroline bekerja secara sambilan untuk harian New York Daily News, dan terpukau oleh rumah dengan 18 kamar yang serba mewah. Tulisnya: "Di ujung kamar yang luas, terbaring peti mati Elvis terbuat dari tembaga yang gemerlapan. Muka Elvis tampak gembung dan cambangnya sampai ke dagu. Di belakang peti mati ada sebuah gang luas di mana berdiri patung wanita telanjang terbuat dari kaca. Kaca dibuat sedemikian rupa, sehingga patung wanita tersebut seakan berdiri dalam air yang bergelombang. Di sekeliling peti mati ada beberapa pohon palma dan plastik. Langit-langit kamar terbuat dari gambar dirgantara pada dasar kain beledu hitam. Ruang menuju kamar makan dihias dengan tirai, dari langit-langit berjumbai ke bawah mencium ubin, dengan tali-tali yang menyerupai emas. Di ruang makan ada sebuah meja dari kayu mahoni yang besar. Dikelilingi kursi kayu tinggi yang dibungkus kain satin merah darah, dirajut oleh benang emas dan batu mulia kecil-kecil." Gemerlap benar ya? Sayang tulisan Caroline untuk New York Daily News terlambat tidak dimuat, karena melewati deadline. Kabarnya tulisan tersebut masih akan muncul di majalah Rolling Stone. Benta terakhir tentang Raja Rock ialah: polisi Memphis berhasil membongkar komplotan penculik mayatnya. Kabarnya komplotan tersebut siap dengan alat peledak untuk memporak-porandakan musoleum Elvis dan ibunya yang terbuat dari batu marmer mahal. Komplotan berniat akan meminta uang tebusan tinggi nantinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus