Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Selain membuat konten horor di kanal YouTube, Sara Wijayanto menulis novel tentang hantu.
Novel Wingit garapan Sara tercatat sebagai salah satu novel laris Gramedia pada 2021.
Sara menggarap Wingit selama tiga tahun dan memilih hantu yang kisahnya berkesan.
KEPUTUSAN aktris dan kreator konten YouTube Saraswati "Sara" Wijayanto menuangkan pengalaman mistisnya ke dalam buku berbuah manis. Sejak diluncurkan pada Desember 2020, novelnya yang berjudul Wingit tercatat sebagai salah satu yang terlaris di situs Gramedia pada 2021. Hingga akhir tahun lalu, novel itu sudah terjual sekitar 15 ribu eksemplar dan memasuki cetakan ketiga. "Saya bersyukur selalu didukung oleh Saraddicts (sebutan untuk penggemar Sara)," kata Sara, 42 tahun, lewat surat elektronik kepada Tempo, Kamis, 13 Januari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Novel bergenre horor setebal 256 halaman itu berada di urutan kelima yang paling banyak diburu pembaca setelah novel Si Putih karya Tere Liye, Laut Bercerita (Leila S. Chudori), Off The Record 3 (Ria SW), dan The Star and I (Ilana Tan). Bagi Sara, yang memiliki 8,74 juta pengikut di kanal YouTube, Wingit adalah novel keduanya setelah Risara (2014). Saat itu penyanyi dan penulis Risa Saraswati mengajaknya menggarap Risara, yang juga bergenre horor. Seperti Sara, Risa dianggap memiliki kemampuan berkomunikasi dengan makhluk tak kasatmata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengalaman menggarap Risara membuat Sara ketagihan menulis buku sendiri. Ia membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan Wingit. Novel ini bercerita tentang tujuh hantu yang pernah ia temui dan berinteraksi dengannya. Ketujuh makhluk gaib itu terkumpul di waktu dan tempat berbeda. "Selama penulisan, saya dibantu oleh satu orang yang mencatat informasi saat saya 'berkomunikasi' dengan sosok-sosok tersebut," ujar Sara.
Ia menjumpai para hantu tersebut saat membuat konten misteri untuk program televisi dan YouTube. Ia memilih tujuh sosok di antaranya sebagai karakter dalam novelnya, yaitu Ningsih, Marni, Mary, Gadis, Siti, Rahma, dan Pocong Tanpa Nama. Selain menggambarkan pertemuan dan komunikasinya dengan setiap karakter, Sara menuliskan kisah mereka dengan sudut pandang orang pertama. Setiap karakter mengisahkan hidup mereka yang tragis hingga meninggal dan arwahnya bergentayangan. Cara Sara menuliskan kisah mereka sama seperti ia bertutur dalam video-video Diary Misteri Sara di kanal YouTube.
Ningsih, misalnya, adalah hantu perempuan yang meninggal karena aborsi. Adapun karakter Pocong Tanpa Nama adalah perawan yang menjadi tumbal pesugihan anggota sekte. "Alasan memilih mereka adalah pembelajaran yang saya pribadi dapatkan. Saya diingatkan lagi tentang kekuatan dan membuat saya lebih menghargai kehidupan," ucap istri ilusionis Demian Aditya ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo