Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KRISNINA Maharani Akbar Tandjung, 47 tahun, membuka sebuah rahasia. Jika dalam tiga bulan terakhir ini ia tak menghadiri undangan resepsi atau kegiatan publik lain, itu karena ia sedang dikejar tenggat. ”Saya membaca ulang dan menganalisis 150 surat Kartini kepada Nyonya R.M. Abendanon,” katanya kepada Tempo.
Setiap kata yang dianggapnya menarik akan digarisbawahi. Lalu kata-kata kunci itu ditulisnya ulang dan diberi judul Memoir Kartini. ”Saking asyiknya, kadang-kadang dari pagi sampai ketemu pagi lagi,” ujarnya. Jumat pekan lalu, Memoir Kartini diluncurkan bersama 10 buku lain yang mengacu pada pokok-pokok pikiran Kartini.
Nina tak khawatir stempel pendukung poligami akan dilekatkan kepadanya. ”Kartini bersedia dimadu karena keadaan, bukan akibat pikiran-pikirannya yang tajam,” jawabnya cekatan. Ia lalu mengutip sebuah perkataan Kartini bak berdeklamasi, ”Wahai perempuan Jawa, dosa besar bagimu jika beranak banyak tapi tak bisa memberikan pendidikan yang memadai.” Maka pekan ini, seolah ingin membuktikan perkataan yang baru dikutipnya, Nina pun terbang ke Oregon mengunjungi putrinya, Karmia Krissanty, yang kuliah akuntansi di sana. Sudah semester berapa, sih? ”Nah itu,” Nina menumbukkan tangan ke keningnya. ”Lali aku,” katanya seraya terkekeh. Wah, ini bisa jadi ”rahasia” baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo