TIGA putri Bung Hatta sudah jadi orang semua. Si bungsu, Halida
Nuriah Hatta, Juli lalu menjadi sarjana ilmu politik UI. Lalu,
sejak Hari Pahlawan 10 November silam, kakaknya, Gemala Rabi'ah
Hatta sudah boleh menambahkan gelar doktoranda di depan namanya.
Gelar itu diraihnya dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
(STIA-LAN) Jakarta, dengan predikat "memuaskan". Selain itu, ibu
seorang anak ini juga berhak mencantumkan gelar M.R.A. (Medical
Record Administrator) di belakang namanya, hasil perjuangannya
di Australia.
Si sulung, Meutia Farida Hatta, rupanya tak mau kalah. "Saya
hampir terlupa, saya sudah lulus," kata Meutia. Persis di Hari
ABRI 5 Oktober ia menamatkan Program Pasca Sarjana (S-2) jurusan
antropologi FISIP UI. Tidak tanggung-tanggung, oleh para
pengujinya ia diberi nilai A. Artinya: top.
Namun, dua hari berikutnya, ia kehilangan anak pertamanya,
Hanum, 7,5 tahun, yang tewas di sebuah kolam renang di
Yogyakarta. Sang putri "sudah bisa sembahyang lima waktu,
mengaji, pernah umroh hingga dua kali, dan pintar main piano".
Hanum sering menemani ibunya membuat tesis. "Saya tidak mau
larut. Sebab, walau saya menangis pun, dia tidak akan hidup
kembali," kata Meutia dengan tenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini