13 AGUSTUS siang di sirkuit Ancol, Jakarta adalah acara
perpisahan dengan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI), Sumpono
Bayuaji, bekas Dirjen Perhubungan Darat yang kini menanti
jabatan baru, kabarnya Dubes RI untuk Negeri Belanda. Acara
perpisahan yang diramaikan dengan perlombaan mobil, motor, dan
sepeda itu diberi judul (Inggeris!) Sunday Afternoon Race II.
"Semula saya ingin memberi nama Farewell Race," kata Tinton
Suprapto yang menjadi Ketua Harian SAR II. "Waktu saya lihat
tanggal perlombaan, tanggal 13, saya jadi ngeri. Janganjangan
ini balapan minta korban. Lalu saya ganti jadi Sunday Afternoon
Race II saja."
Ketika jam istirahat, sejumlah pembalap seperti Hanny 'Chepot'
Wianno, Robert Silitonga, Eddy Lukita, Benny Hidayat, dan
Grasshuis ngobrol-ngobrol di bawah tenda di depan tribun.
Tiba-tiba omongan sampai pada keinginan untuk meramaikan acara
perpisahan dengan bertarung di sirkuit, di atas motor.
Tinton, dulu juga pembalap motor, merasa ditantang juga untuk
ikut meramaikan acara. Ia lupa pada firasatnya. Pada suatu saat
memasuki tikungan, Tinton yang melaju bersama 3 pembalap lainnya
tak lagi dapat menguasai motornya. Ia tersenggol oleh seorang
pembalap lain. Terjatuh berguling di pinggir lintasan, ia
tertindih motor. Helm yang dipakainya penyok. Badannya
luka-luka. "Kapok deh gua naik motor," katanya.
Setelah diberi pertoiongan pertama, ia ternyata masih
melanjutkan memimpin perlombaan dengan tubuh penuh obat merah.
Malam harinya ia tidur di rumahnya. Tapi paginya, ia muntah. Dan
langsung dibawa ambulan ke RSPAD. Dalam keadaan terbaring itu,
ia ternyata masih sempat bercanda. "Kalau gua nggak jatuh,
wartawan nggak ada yang motret gua," ceritanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini