DUA tahun yang lalu, Ismail Saleh, S.H., Menteri Kehakiman kita itu, tak pernah membayangkan yang dibawanya dari halaman Borobudur menjadi penting. "Saya melihatnya di Borobudur dan langsung pingin memilikinya," kata Menteri, yang suka berkebun ini. Dan, akhirnya ia dapat memiliki enam buah pohon hadiah dari pengelola stupa Budha itu. "Orang Jawa menyebutnya pohon keben. Nama latinnya beringtonia Asiatica. Pohon ini daunnya lebat dan buahnya berbentuk semacam stupa yang indah. Pada masa kerajaan di Jawa dulu, pohon ini dijadikan simbol keadilan. Semua putusan hukum diputuskan di bawah pohon ini. Jadi, satu kebetulan," kata Ismail Saleh. Dari enam pohon itu dua disumbangkan kepada Taman Mini Indonesia Indah. Sisanya, tiba-tiba, harus kabur dari kebun halaman rumah dinasnya, pekan lalu. Sebabnya? "Secara kebetulan Pemerintah menetapkan pohon ini sebagai lambang Hari Lingkungan Hidup. Presiden sendiri menanam pohon ini di Bina Graha sebagai pohon perdamaian," katanya. Sebuah ditanam sendiri oleh Menteri di Pusdiklat Kehakiman, Cinere. "Mudah-mudahan tak dimakan kijang," katanya. Kijang? Di tanah Pusdiklat seluas 10,7 ha yang dibeli dari Nur Usman ini, masih terdapat lima ekor kijang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini