INI perjalanan kemanusiaan ketiga buat Tutut, 36, putri sulung Presiden Soeharto. Sebagai duta Panitia Dana Gotong Royong Kemanusiaan, Jumat lalu, ia menyaksikan penyerahan bantuan bagi korban banjir di Kabupaten Pariaman dan Pasaman, Sumatera Barat. "Sumbangan sudah dikirimkan terlebih dulu oleh Ibu Tien dengan cek," tutur Tutut. Ibu Tien ? Nyonya Tien Soeharto, ya ibunya, tentu maksudnya. Menurut Tutut, sumbangan untuk Sumatera Barat Rp 75 juta. "Besar sumbangan tergantung kebutuhan daerah," katanya. Pariaman, misalnya, memperoleh bantuan lebih besar karena ada jembatan yang rusak akibat banjir - persisnya Rp 49 juta, sementara Padang hanya Rp 20 juta. Jumat itu Tutut berkeliling: Padang, Pariaman, dan Pasaman. "Saya langsung berhadapan dengan mereka yang mengalami musibah, meninJau lokasi banjir. Saya melihat jembatan hancur tebing-tebing rompal, rumah-rumah di pinggir sungai rusak. Kasihan juga, sedih juga," cerita Tutut seperti membaca cerita pendek. "Saya merasa senang berada di tengah mereka. Mereka tulus, dan bicara blak-blakan. Rasa persaudaraan dan kekeluargaan juga begitu terasa," ucapnya. Suatu kali Tutut terpaksa menggunakan penerjemah untuk ngobrol dengan seorang ibu tua. "Mungkin karena sudah tua, ibu itu tidak bisa berbahasa Indonesia. Sedangkan saya tidak ngerti bahasa Padang. Setelah diterjemahkan, baru saya ngerti," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini