Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUHU pertarungan antara PDI hasil Kongres dan PDI tandingan
rupanya menjalar juga ke rumah. Sampai-sampai Nyonya Sunawar
(ayu kuning semampai) turut tegang.
Asal Manado, tapi lahir di Jawa, ibu 8 orang anak ini biasanya
jadi 'penjaga gawang" rumah kalau ada wartawan datang atau
menelepon untuk wawancara. "Saya ini ibu rumahtangga saja.
Berkewajiban melindungi dan mengikuti persoalan suami."
Ketika TEMPO mendesak lagi untuk mewawancarai sang suami, kata
Nyonya Sunawar: "Apa lagi sih yang mau ditanyakan? Kan sudah
banyak dimuat di koran-koran. Bapak tidak boleh diganggu. Lagi
istirahat."
Ia pernah kuliah di Fakultas Hukum Universitas Pajajaran. "Tidak
perlu tahu nama gadis saya, karena saya menikah dengan Pak
Sunawar 30 tahun lamanya." Dia sering pergi ke Jalan Cendana,
"tapi itu kan urusan Ria Pembangunan," katanya. Tahun-tahun
1972-1974, Nyonya Sunawar memang jadi Ketua I Ria Pembangunan,
dan kini anggota biasa.
Nyonya Hardjantho Soemodisastro lain lagi. Ia selalu menghindar
setiap ada pertanyaan tentang pribadi. Menikah dengan Hardjantho
(yang diangkat jadi Ketua DPP PDI Tandingan dan juga Ketua MPP3
selama 28 tahun, ia mempunyai tujuh orang anak dan seorang cucu.
Gadis Madura yang lahir di Bondowoso ini merasa senang kalau
bisa menyajikan suami "lauk pecel dan ikan asin kecil-kecil,
digoreng kering"
"Bapak sedang sakit," kata Nyonya Hardjantho. Ketua MPP yang
dinyatakan sedang sakit ini dalam suatu konperensi pers disebut
sebagai cukong PDl tandingan - selain usahawan terkenal Hasyim
Ning. Rumah Hardjantho di Kebayoran memang lebih mewan dibanding
rumah pimpinan PDI Tandingan yang lain. "Lha kok saudara mau
wawancara," kata Nyonya, "sedangkan saya, isterinya, mau
omong-omong saja tak ada kesempatan."
Berapa tinggi badan? "Mau apa'? Kok tanya-tanya tinggi badan."
Tambahnya lagi dengan santai: "Apa mau dikirimi peti mati? Saya
kan sudah tua."
Pertanyaan wartawan memang sering menjengkelkan. Sebab ketika
hal itu ditanyakan juga kepada Nyonya Isnaeni, dia berucap: "Ini
mau apa sih. Kok tanya tinggi badan segala."
Nyonya yang terakhir ini lebih tenang dan polos. ahir di
Madiun, nama gadisnya Yuniati, pendidikan Mulo. Selama 35 tahun
menikah, ia menyaksikan 11 tahun lamanya Isnaeni duduk sebagai
Wakil Ketua DPR. Dalam PDI Tandingan Isnaeni adalah Ketua Umum.
Yuniati Isnaeni hingga kini Penasehat Iswati, persatuan isteri
karyawan DPR. "Saya mengikuti persoalan yang dihadapi suami
saya," kata isteri orang politik ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo