SEPERTI biasa, Ir. Ciputra pagi hari Minggu pekan lalu berwaitankung. Masih mengenakan piyama, Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya itu mengeluarkan jurus senamnya. Tapi tiba-tiba "tuuuut. . . tuuut", pesawat intercomberbunyi. Penjaga rumah Ciputra melapor ada serbuan "pasukan bersepeda". Di luar pagar rumah Ciputra di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, sekitar 20 orang suami-istri berusia 30-50 tahun berpakaian senam bersikeras masuk. Tentu saja satpam berusaha menahan mereka di pintu gerbang. "Eeee, Pak Ci jangan menghindar, nanti kita tulis di koran, nih," seru pasukan itu. Melihat rombongan itu tidak berbahaya, satpam mengalah. Tiga orang "delegasi" dipersilakan masuk. Malah belakangan, setelah tahu siapa mereka, Clputra mempersilakan semuanya ke dalam. Lalu bos real estate Bintaro Jaya itu menyuguhi tamu-tamunya dengan es sirop dan lapis legit. Pasukan itu ternyata warga Bintaro Jaya. Mereka menuntut tambahan fasilitas umum di permukiman mereka, umpamanya air dari PAM dan saluran telepon. "Kami masih berupaya terus," ujar Ciputra dengan sabar. Tak sampai satu jam, pertemuan itu bubar. "Tak kami sangka Pak Ci begitu santai menerima kami," ujar Brata. pemimpin rombongan, pada Linda Djalil dari TEMPO. Syukurlah. Sebab, rombongan ini juga datang tanpa rencana. Rupanya, kebetulan mereka dapat ide di tengah jalan, waktu berolahraga pagi menggenjot sepeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini