FANNY Habibie punya dana. Hariman Siregar punya tenaga. Lalu berdirilah sebuah klinik untuk para pelaut. Tempatnya bukan di air, tetapi di Jalan Cikini Raya 58, Jakarta. Masih di darat. Kamis pekan lalu, penandatanganan kontrak itu dilakukan di ruang kerja Habibie, Jalan Merdeka Timur, Jakarta. Di sini Habibie bukan sebagai Dirjen Perhubungan Laut, tetapi pembina KPI alias Kesatuan Pelaut Indonesia. Sedang Hariman Siregar, ketua umum Yayasan Bina Husada Pertiwi. Yayasan ini sudah berdiri Agustus tahun lalu, dan menghimpun 14 dokter lulusan UI. Kenapa memilih Hariman ? "Karena jodoh saja," ujar Fanny sambil tersenyum Tapi ada alasan yang serius. "Saya ingin menantang dia, dia tak boleh menunggu telur emas datang, dia harus kerja keras." Berkata begitu, Fanny menepuk-nepuk bahu Hariman. Nantinya, para pelaut, entah itu anggota KPI atau bukan, bisa berobat dengan biaya murah di klinik ini. "Bisa separuh atau malah sampai sepertiga dari tarif umum," kata Fanny lagi. "Ini kerja sama yang profesional. Tidak ada unsur politis sama sekali." Bagaimana dengan unsur bola? Hariman Siregar, tokoh Malari itu, kini memimpin Persija Selatan, sedang Fanny pelindungnya. Bisa saja, bola itu menggelinding ke klinik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini