DATANG terlambat ke tempat latihan Swara Maharddhika di daerah Warung Buncit, Jakarta Selatan Minggu lalu, Euis Darliah langsung membaur dengan anak buah Guruh Sukarno Putra. "Saya lagi sakit. Lihat badan sampai kurus begini," katanya. "Tapi biar saja kurus, 'kan kelihatan seperti anak remaja, bukan janda," ibu satu anak itu menambahkan. Euis Darliah memang semakin kurus. Ia tak menyebut sakit apa. Tulang iganya menonjol, apalagi siang itu ia hanya memakai kaus singlet dan celana olah raga. "Biar sakit, latihan jalan terus. Ini pementasan serius dan kehormatan buat saya - tanpa dibayar pun saya mau," katanya. Dalam pementasan Swara Maharddhika di Balai Sidang Senayan mulai Jumat ini, Euis tidak sekadar menyanyi. Guruh memberi peran cukup cocok untuk penyanyi yang lincah itu. Ia berjingkrak-jingkrak berperan sebagai pelajar SMA, kemudian dengan genit mengkhayal sebagai istri pejabat yang punya banyak "ajudan", diberi dandanan dan dilayani banyak pembantu, kemudian menggunting pita. Bukan cuma tekun berlatih, untuk pementasan ini, Euis Darliah juga perlu ke Bandung: minta doa restu kepada ulama terkenal, E.Z. Muttaqien. "Saya biasa minta doa restu ke Pak Muttaqien, seperti waktu ke Jepang dulu. Saya seperti dianggap keluarga," katanya. "Untuk tampil di pertunjukan besar, restu perlu, dong."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini