SUTRADARA Fritz G. Schatd, 44, mondar-mandir kebingungan ketika ia terpilih sebagai Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT) di Kongres KFT V yang berakhir Kamis malam pekan lalu. "Bung, tolong saya," katanya kepada seorang temannya. Ada apa? "Saya baru tahu bahwa nanti saya harus pidato. Tolong buatkan teks pidato, saya belum siap." Tak lama setelah itu, datang seorang anggota panitia yang memberitahu bahwa ada telepon dari ajudan Menpen Harmoko, menanyakan apakah Menteri sudah boleh datang. Cepat Fritz menjawab, "Suruh tunggu sebentar lagi, tapi jangan katakan pidatoku belum siap." Pemilihan Ketua Umum KFT periode 1984-1987, menggantikan kepemimpinan Misbah Yusa Biran, memang lancar. Tapi waktunya kepepet dengan acara penutupan yang sekaligus malam peringatan Dwidasawarsa KFT. Dan Fritz, yang terjun di film sejak 1955, merupakan satu-satunya orang berkulit putih yang memimpin KFT. Jangan kaget, kulitnya putih, tampangnya mirip orang Barat, tetapi dia "orang kita". Lahir di Medan, dari ibu asli Tapanuli, sedangkan ayahnya peranakan Jerman. Gara-gara tampang dan namanya mirip orang Barat itu, Fritz pernah kesulitan mengurus paspor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini