KELUARGA Koeswojo mengibarkan bendera perdamaian. Setelah 17 tahun tak pernah akur dalam hal musik, Rabu pekan lalu anak dan cucu Koeswojo bergabung dalam satu grup yang diberi nama Koes Bersaudara 86, dan memperkenalkan diri di layar TVRI. Selain keempat pemusik itu tampil lengkap - Tony, Nomo, Yon, dan Yok - muncul pula generasi di bawahnya, Chicha Koeswojo dan Sari Koeswojo. "Kita juga ikut misi perdamaian," ujar Chicha, putri Nomo. "Ini ikrar yang dicetuskan bersama, pokoknya kita harus tetap bersatu," tambah Sari, putri Yok. Dua putri sepupu yang bersaing dalam karier sejak kanak-kanak ini sudah pada menginjak remaja. Perdamaian itu lahir setelah mereka main gaple kira-kira sebulan yang lalu. "Memang sudah lama kami berusaha menghilangkan image permusuhan dalam keluarga ini," ujar Nomo, 44, pemrakarsa perdamaian. Kecenderungan kumpul ini juga karena semakin digandrunginya musik gaya Beatles. "Irama musik kami tetap jrang jring jreng seperti dulu, tapi yang sekarang ini tidak menjiplak," kata Nomo lagi. Adalah musik gaya ini yang sering pula disebut gaya ngak ngik ngok - dilarang di zaman Soekarno. Ketika Koes Bersaudara bubar dulu, adalah Nomo yang memisahkan diri. Tony, Yok, dan Yon mendatangkan Murry, lalu lahirlah Koes Plus. Sementara itu, Nomo yang membentuk grup sendiri, dan tak sukses, mengorbitkan Chicha. Yok berhasil pula mengorbitkan Sari, hingga pada 1970-an terjadilah persaingan. Kini, damai di musik, damai di keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini