Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Serah terima jabatan

Jenderal polisi Awaludin Jamin, menyerahkan tali dan tongkat komando kepada penggantinya, mayjen (pol) R. Anton Soedjarwo, menerima ucapan selamat jalan. (pt)

18 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Kapolri baru dilantik di Istana Negara, mata Jenderal (Pol) Awaludin Djamin tampak berkaca-kaca. "Saya terharu dan bangga," katanya selesai pelantikan 4 Desember. Tapi lain suasananya ketika ia menyerahkan tali dan tongkat komando kepada penggantinya, Mayjen (Pol) R. Anton Soedjarwo di depan Mabes Polri, Sabtu lalu. Kapolri ke-8 itu banyak mengumbar senyum menerima ucapan "Selamat Jalan". "Apalagi Kapolri yang sekarang kan mendapat gelar Raden," Awaludin berkelakar. Bekas KSAU Marsekal Ashadi Tjahyadi yang hadir disitu, kontan menyambung: "Asal jjangan menjadi Pak Raden saja." Kebetulan, dalam pidatopagi itu, Menhankam Jenderal M. Jusuf menyebut "R" di depan nama Anton Soedjarwo sebagai kepanjangan "Raden" --yang kontan disambut gerr . . . oleh hadirin. Sedang Anton sendiri berkomentar: "Ah tidak benar. Bukan Raden kok." Tapi tidak dijelaskan apa kepanjangan "R" itu. Walau berhenti sebagai Kapoki, Jenderal yang dikukuhkan sebagai guru besar luar biasa Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (FIS) UI Juni lalu itu merasa tidak bakal menganggur. "Jangan khawatir. Masih banyak yang harus saya kerjakan," katanya kepada TEMPO. Sambil menghitung jari, Awalu din menyebutkan kegiatannya setelah meninggalkan kursi Kapolri. Menteri Tenaga Kerja tahun 1966 itu selama ini menladi ketua umum YTKI (Yayasan Tenaga Kerja Indonesia) dan ketua Perhimpunan Manajemen Indonesia. "Saya juga akan lebih giat mengajar," katanya selesai mengantar Menhankam M. Jusuf. Doktor ilmu administrasi dari University of Southern California, AS itu akan lebih aktif memberikan kuliah di PTIK (Perguruan Tinggi Ikmu Kepolisian) dan FIS-UI. "Masih cukup sibuk-lah," katanya. Dalam masa pensiunnya, nampaknya ia akan lebih banyak menyisihkan waktu untuk Poppy, putri sulung almarhum bekas PM Djuanda, yang dinikahinya 25 tahun lalu, dan 3 putrinya yang masih remaja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus