KETIKA Kapolri baru dilantik di Istana Negara, mata Jenderal
(Pol) Awaludin Djamin tampak berkaca-kaca. "Saya terharu dan
bangga," katanya selesai pelantikan 4 Desember.
Tapi lain suasananya ketika ia menyerahkan tali dan tongkat
komando kepada penggantinya, Mayjen (Pol) R. Anton Soedjarwo di
depan Mabes Polri, Sabtu lalu. Kapolri ke-8 itu banyak mengumbar
senyum menerima ucapan "Selamat Jalan". "Apalagi Kapolri yang
sekarang kan mendapat gelar Raden," Awaludin berkelakar. Bekas
KSAU Marsekal Ashadi Tjahyadi yang hadir disitu, kontan
menyambung: "Asal jjangan menjadi Pak Raden saja."
Kebetulan, dalam pidatopagi itu, Menhankam Jenderal M. Jusuf
menyebut "R" di depan nama Anton Soedjarwo sebagai kepanjangan
"Raden" --yang kontan disambut gerr . . . oleh hadirin. Sedang
Anton sendiri berkomentar: "Ah tidak benar. Bukan Raden kok."
Tapi tidak dijelaskan apa kepanjangan "R" itu.
Walau berhenti sebagai Kapoki, Jenderal yang dikukuhkan sebagai
guru besar luar biasa Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (FIS) UI Juni
lalu itu merasa tidak bakal menganggur. "Jangan khawatir. Masih
banyak yang harus saya kerjakan," katanya kepada TEMPO. Sambil
menghitung jari, Awalu din menyebutkan kegiatannya setelah
meninggalkan kursi Kapolri.
Menteri Tenaga Kerja tahun 1966 itu selama ini menladi ketua
umum YTKI (Yayasan Tenaga Kerja Indonesia) dan ketua Perhimpunan
Manajemen Indonesia. "Saya juga akan lebih giat mengajar,"
katanya selesai mengantar Menhankam M. Jusuf. Doktor ilmu
administrasi dari University of Southern California, AS itu akan
lebih aktif memberikan kuliah di PTIK (Perguruan Tinggi Ikmu
Kepolisian) dan FIS-UI. "Masih cukup sibuk-lah," katanya.
Dalam masa pensiunnya, nampaknya ia akan lebih banyak
menyisihkan waktu untuk Poppy, putri sulung almarhum bekas PM
Djuanda, yang dinikahinya 25 tahun lalu, dan 3 putrinya yang
masih remaja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini