Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Aksari Jasin, 86 tahun, masih ingat bagaimana suaminya, Ali Akbar Navis, atau lebih dikenal dengan A.A. Navis, pada 1957 tak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Itu karena cerita pendeknya yang berjudul "Man Rabuka" menuai kritik saat terbit di harian Nyata edisi Minggu di Bukittinggi pada akhir 1957. Cerita pendek itu dianggap mengejek Islam. Harian Nyata pun terpaksa mengumumkan pencabutan cerpen tersebut. Mereka meminta pembaca menganggap "Man Rabuka" tidak pernah ada. "Majelis Ulama Indonesia melarang cerpen itu terbit karena masalah agama," kata Aksari kepada Tempo di rumahnya di Jalan Bengkuang, Padang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo