WALAU sudah di depan kamera, Bambang Hermanto, 57 tahun, bisa
lupa ladang kacang. Buktinya: waktu ditawarkan memegang peran
Bupati Rembang dalam film R.A. Kartini, arahan Syumandjaya,
aktor kawakan itu langsung mengangguk tanda setuju. Ia tak
peduli dengan kebun kacangnya di Jampang Kulon, Sukabumi, seluas
200 hektar, yang hampir panen itu. "Soalnya, peran tersebut saya
sukai," kata Bambang.
Akibatnya: Bambang tak jadi panen raya di ladang kacang. "Hanya
30 hektar yang bisa dipetik," ujarnya minggu Ialu. Sisanya
selain tak terurus, juga dirusak babi hutan. Bambang
mengungkapkan kerugian yang dideritanya sepuluh kali lipat honor
film yang diterimanya di R.A. Kartini. Tapi ia menolak
menuangkannya dalam angka.
Bambang Hermanto, yang memenangkan gelar Aktor Terbaik dalam
Festival Film Internasional (IFF) di Moskow (1962) untuk
Pedjoang, merasa penasaran sekali terhadap dunia layar putih
yang diterjuni sejak 1950-an. Sering orang mengaitkan
kemenangannya di Uni Soviet sebagai permainan politik -- waktu
itu Indonesia memang lagi berbulan madu dengan negara-negara
komunis. Tak heran bila Bambang berharap sekali film-film yang
dibintanginya sekarang ikut festival film di Barat, dan
memberikan predikat aktor terbaik baginya. Tujuannya: untuk
mengembalikan citra yang sudah rusak akibat gelar dari IFF 1962.
Harapan Bambang itu tampak sukar menjadi kenyataan. Entah kalau
R.A. Kartini ikut, dan menang, dalam festival film di Barat --
syukur kalau bisa di Cannes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini