PENGUSAHA Liem Sioe Liong diburu waktu. Ia masih berada di Hong Kong ketika empat ulama besar dari Beijing mengadakan jamuan pamitan di Hotel Mandarin, Jakarta, Senin pekan lalu. Maka, Liem pun segera pulang ke Jakarta. "Saya mengejar waktu agar bisa hadir dalam pertemuan ini," kata Liem kepada tamunya, imam Beijing, H. Ilyas. Setelah itu, mereka tampak akrab dan memakai bahasa Mandarin. H. Ilyas bertanya kepada Liem apakah pernah ke Beijing. Liem menjawab belum. "Mudah-mudahan tahun depan saya ke sana. Tapi saya baru saja pulang kampung di Hokian," kata Liem ramah. Gantian Liem bertanya kepada keempat imam Beijing itu. "Apakah senang di negeri kami?" tanyanya. Dengan berseri, Imam An Shiwei menjawab, "Ya, kami senang. Di mana-mana dapat sambutan." Dengan tetamunya, Liem mengobrol sampai tiga setengah jam. Satu hal yang terasa "dalam" adalah ketika Sekjen Depag Tarmizi Taher dan Ketua MUI K.H. Hasan Basri berbicara tentang pri dan nonpri dalam Islam. "Tidak ada perbedaan antara pri dan nonpri bila seseorang sudah masuk Islam. Islam tak mengenal perbedaan itu," kata Hasan Basri. Keempat imam Beijing dan Liem Sioe Liong mengangguk-angguk, sangat terkesan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini