Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eh, ternyata tuah perisai kuno itu tak sempat dicicipi oleh yang punya. Setelah dipasang di ruang tamu, Yamate setinggi dua meter itu membikin sumpek rumah. “Jadi, saya kasih saja sama teman yang mau,” katanya. Toh, Wardiman tidak sedih karena niatnya membeli Yamate adalah untuk koleksi, bukan menolak bala. Sebagai ganti perisai, dia memasang dua patung asli Komoro. Biarpun usianya sudah senja, profesor ini bisa sampai tujuh kali ke Papua untuk urusan festival budaya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo