Video

Eksplain: Mengenal Virus Nipah yang Sebabkan Kematian di India, Mungkinkah Masuk ke Indonesia?

20 September 2023 | 03.13 WIB

Negara bagian Kerala di India selatan telah meningkatkan pemeriksaan dan penelusuran kontak menyusul dua kasus kematian baru-baru ini. Virus Nipah diduga menjadi biang keladinya.

Semua kasus dilaporkan terjadi di Distrik Kozhikode di Kerala utara. Salah satu kasus kematian terjadi pada awal bulan ini, sementara yang lainnya terjadi pada 30 Agustus.

Sekolah-sekolah dan kantor-kantor di sebagian negara bagian yang terdampak, telah ditutup, seiring upaya otoritas setempat menghentikan penyebarannya.

Infeksi virus Nipah adalah "penyakit zoonosis" yang ditularkan dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Virus ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi, dan melalui kontak dengan orang yang terinfeksi.

Wabahnya terjadi hampir setiap tahun di beberapa negara Asia, terutama Bangladesh dan India.

Konsumsi buah-buahan atau produk buah [seperti jus kurma mentah] yang terkontaminasi air seni atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi adalah sumber yang paling mungkin untuk infeksi di masa lalu.

Virus Nipah masuk dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) - bersama dengan Ebola, Zika, dan Covid-19 - sebagai salah satu dari beberapa penyakit yang layak mendapatkan prioritas penelitian, karena potensinya bisa menyebabkan epidemi global.

Gejala virus Nipah pada manusia mulai dari yang tidak bergejala hingga infeksi saluran pernapasan akut (ringan, berat), sampai ensefalitis (pembengkakan otak) yang fatal.

Orang yang terinfeksi sering kali mengalami gejala-gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan sakit tenggorokan.

Hal ini dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan radang otak (Ensefalitis) akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut.

Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) diyakini berkisar antara empat hingga 14 hari. Namun, kasus masa inkubasi selama 45 hari pernah terjadi.

Nipah membunuh hingga 75% dari mereka yang terinfeksi.Belum ada vaksin atau pengobatannya. Penanganannya masih terbatas dalam mengatasi gejala dan perawatan intensif.

Wabah Nipah pertama menewaskan lebih dari 100 orang di Malaysia dan mendorong pemusnahan satu juta ekor babi sebagai upaya untuk membasmi virus tersebut.

Virus ini dinamai sesuai dengan nama desa tempat virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1999.

Virus ini juga menyebar ke Singapura. Di negara ini terdapat 11 kasus, dan satu kematian di antara para pekerja rumah jagal yang bersentuhan dengan babi-babi yang diimpor dari Malaysia.

Tempat-tempat lain yang berisiko terinfeksi termasuk Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand, menurut WHO, karena bukti-bukti virus telah ditemukan pada kelelawar di negara-negara ini.

 

 

 

Video: Dailymail

Editor: Ridian Eka Saputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ads
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum