Israel melancarkan serangan udara ke Rafah yang padat penduduk pada Sabtu, 10 Februari 2024. Serangan dilakukan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukannya bersiap untuk beroperasi di kota perbatasan selatan yang telah menjadi tempat pertahanan terakhir bagi pengungsi Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan yang direncanakan Netanyahu terhadap Rafah, tempat sekitar 1,3 juta orang mengungsi, telah menuai kecaman dari kelompok hak asasi manusia dan Washington. Warga Palestina menyatakan mereka tidak punya tempat lagi untuk mundur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota ini merupakan pusat populasi besar terakhir di Jalur Gaza yang belum dimasuki oleh pasukan Israel, namun juga merupakan pintu masuk utama pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.
Netanyahu mengatakan kepada para pejabat militer pada Jumat untuk mengevakuasi penduduk dan menghancurkan batalyon militan Hamas yang bersembunyi di Rafah.
Kepala UNRWA, Badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi pengungsi Palestina, Philippe Lazzarani mengatakan kecemasan dan kepanikan meningkat di Rafah. “Orang-orang tidak tahu ke mana harus pergi.”
Para dokter dan pekerja bantuan berjuang untuk memberikan pertolongan dasar kepada warga Palestina yang berlindung di sekitar Rafah. Banyak dari mereka yang terjebak di pagar perbatasan dengan Mesir dan tinggal di tenda-tenda darurat.
Video: CCTV+
Editor: Dwi Oktaviane