Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi sedang mengkritik PDIP melalui anaknya, Kaesang Pangarep.
Arya mengatakan, masuknya Kaesang Pangarep sebagai kader Partai Solidaritas Indonesia atau PSI merupakan salah satu bentuk kritik Jokowi terhadap partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Iya bisa jadi cara Pak Jokowi untuk memberikan sinyal kepada PDIP bahwa aturan (satu keluarga satu partai) itu nggak baik," kata Arya kepada Tempo, Senin 25 September 2023.
Arya mengatakan, cara Jokowi itu dinilai cukup halus untuk melancarkan kritik tersebut.
"Tapi nggak secara terang-terangan. Cara jawa lah," kata Arya.
Menurut Arya, Jokowi telah memiliki perhitungan sendiri sebelum melancarkan kritik tersebut kepada PDIP. Karena tidak mungkin partai berlambang kepala banteng itu memecatnya.
"PDIP menurut saya nggak akan berani juga memecat Pak Jokowi," kata Arya.
Jokowi, kata Arya, mempunyai peran dalam menaikkan suara PDIP. Jika didepak, maka partai itu akan kehilangan banyak suara.
"Mungkin drop suaranya bisa sampai 5 persen kali, mungkin bisa lebih juga, nggak berani juga PDIP," kata Arya.
Dalam aturan internal PDIP, anggota keluarga kader tak boleh berbeda partai. Aturan ini pernah dilanggar Gubernur Maluku Murad Ismail pada Mei lalu. Ketua DPD PDIP Maluku itu membiarkan istrinya, Widya Pratiwi, yang semula juga kader PDIP beralih ke Partai Amanat Nasional atau PAN. Akibatnya, Murad pun dipecat dari jabatannya selaku Ketua DPD PDIP Maluku. Selain dipecat, dia juga didepak dari partainya Megawati.
Foto: Tempo.co
Editor: Ridian Eka saputra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini