Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara

Christian Joshua Pale, Melawan Bisnis Daging Anjing

Pendiri Animals Hope Shelter Indonesia, Christian Joshua Pale, terus perangi bisnis daging anjing. Anjing bukan sajian makanan.

14 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktivis satwa Christian Joshua Pale saat merawat anjing. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Aksi Christian Joshua Pale dan kawan-kawan menyelamatkan 226 anjing dari praktik kejam jual-beli daging anjing viral.

  • Proses kejam dialami anjing-anjing sejak ditangkap hingga berakhir di meja makan.

  • Christian berharap pemerintah melarang konsumsi daging anjing.

Kesibukan luar biasa menyita waktu Christian Joshua Pale sejak 6 Januari lalu. Christian repot mengurus 200-an anjing di sebuah rumah milik pengusaha makanan khusus anjing di Semarang, Jawa Tengah. Anjing-anjing tersebut korban perdagangan ilegal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Christian bersama rekan-rekannya sukses menggagalkan sekaligus membongkar praktik jual-beli anjing untuk dikonsumsi dagingnya. Christian dan timnya menghentikan sebuah truk di pintu tol Kalikangkung, Semarang, Sabtu pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di dalam truk itu terdapat 226 anjing pesanan pengepul yang berada di sekitar wilayah Solo Raya. Anjing-anjing tersebut rencananya diambil dagingnya untuk dijagal dan dijual ke kedai-kedai masakan daging anjing. Penyidik Kepolisian Resor Kota Besar Semarang telah menetapkan lima tersangka dalam perkara ini.

Di media sosial Animals Hope Shelter Indonesia—yayasan yang didirikan Christian—ia berbagi kondisi terbaru anjing-anjing tersebut. Ada yang sudah bisa berlari-lari di dalam rumah, ada pula yang masih terdiam. "Mungkin karena masih mengalami trauma mendapat perlakuan kasar," kata Christian saat diwawancarai Indra Wijaya dan Jihan Ristiyanti dari Tempo, Kamis, 11 Januari lalu.

Sembari merawat anjing-anjing tersebut, Christian menanti proses hukum yang sedang menjerat kelima tersangka. Harapannya, hukum bisa mengadili perilaku kejam dan salah para tersangka. Misi besarnya, ia ingin negara segera bertindak untuk menyetop konsumsi daging anjing di seluruh Indonesia. "Anjing itu hewan peliharaan yang setia, bukan untuk dimakan," Christian menegaskan.

Dia bercerita tentang investigasinya memburu sindikat jual-beli anjing di Solo Raya hingga kisahnya menyelamatkan berbagai hewan peliharaan yang menjadi korban kekerasan manusia. Berikut ini wawancara dengan Christian Joshua Pale. 


Bagaimana kesibukan Anda dan tim saat ini setelah membebaskan 200 lebih anjing yang rencananya diperjualbelikan di wilayah Solo?

Untuk saat ini, kami masih di tempat penampungan sementara sampai masa penyidikan kasus ini selesai. Jadi kami masih menunggu keputusan penyidik polisi, apakah anjing-anjing ini boleh kami bawa langsung ke Bogor atau tetap di sini. Sebab, anjing-anjing ini dibawa dari daerah Jawa Barat yang notabene belum terbebas dari rabies. Sementara itu, kini anjing-anjing ini sedang ada di Semarang, di mana Semarang sudah masuk daerah yang bebas rabies.

Untuk keseharian, alhamdulillah banyak orang yang simpati dan memberikan bantuan setelah kasus ini viral. Bantuan itu seperti makanan, obat-obatan, tempat makan yang dibutuhkan selama anjing-anjing di sini. Bantuan juga datang dari Dinas Pertanian Kota Semarang, PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) Semarang, juga beberapa klinik dokter hewan di Semarang. Mereka bahu-membahu memeriksa dan mengecek kondisi anjing-anjing ini setelah diselamatkan. 


Berapa orang yang terlibat sampai saat ini?

Dari tim kami, ada belasan sampai 20 orang. Ada yang datang setiap hari, ada pula yang bantu saat kami mengevakuasi anjing-anjing ini dari truk. Sedangkan bantuan dari dinas pertanian, PDHI, dan dokter hewan ada puluhan orang. 


Bagaimana kondisi anjing-anjing itu sekarang?

Alhamdulillah, dibandingkan pada saat kami evakuasi, mereka sudah mulai ceria wajahnya dan sudah kenal dengan relawan. Tapi ada juga yang sudah mengalami trauma parah, terutama yang mengalami luka berat, mereka masih tertutup. Mungkin karena banyaknya siksaan yang mereka alami. Jadi mereka masih belum percaya kepada manusia, kepada kami, relawan. Jadi perlu pendekatan lagi. 

Aktivis satwa Christian Joshua Pale saat merawat anjing. Dok. Pribadi


Apa saja luka pada anjing-anjing itu? 

Luka jerat leher yang banyak dan beberapa dalam kondisi parah banget. Lalu ada luka seret. Ada luka lubang yang sudah abses. Ada juga telapak kaki yang sudah terlihat tulangnya akibat diseret di permukaan kasar, yang saya duga itu aspal.


Dari mana Anda dapat rumah penampungan sementara anjing di Semarang ini?

Saya dapat gratis untuk sementara dari salah satu produsen makanan anjing Nice Pet Food. Jadi semua kami tampung di situ.


Bagaimana cara Anda menghentikan truk pengangkut anjing-anjing itu?

Ceritanya, hasil investigasi saya di Sragen pada 23 Desember 2023 sempat viral di media sosial karena ada truk yang membawa ratusan anjing dalam kondisi terikat yang akan dibawa ke Jawa Tengah. Berdasarkan investigasi saya, ternyata hasilnya mengejutkan. Saya mendapati Donal Hariyanto (salah satu tersangka perkara ini) ternyata pengepul besar anjing-anjing konsumsi.

Jadi, untuk menemukan truk itu, saya hanya menduga-duga. Informan saya mengatakan ada truk yang jalan dari Sumedang itu berwarna hijau dengan terpal kecil 1 meter dan bannya warna hijau. Jadi saya dan rekan-rekan pencinta anjing dari Semarang menunggu dari pukul 19.00 sampai 21.26 WIB. Kami saat itu masih menduga truk akan datang sekitar pukul 23.00-24.00 karena namanya perjalanan darat tidak bisa diprediksi.

Ternyata pukul 21.26 muncul satu truk dengan warna hijau, tapi bannya berwarna kuning. Saya sempat bingung. Tapi yang membuat saya yakin untuk memeriksanya adalah saat melihat terpalnya. Akhirnya, saat truk itu berhenti di gerbang tol untuk menempelkan kartu e-money, dalam waktu sepersekian detik itu, saya harus naik ke truk dengan menginjak ban dan naik ke besi-besi di samping bak truk.

Di atas bak truk itu, meski ada semacam penutup plastik, terlihat ada anjing-anjing di situ. Lalu saya buka dan teriak ke petugas gerbang tol. Jadi sebelumnya kami bekerja sama dengan pihak pintu keluar tol Kalikangkung dan Polrestabes Semarang. Tapi, dengan satu persyaratan, saya tidak boleh mengecek target yang saya curigai agar tidak menggangu pengguna jalan tol yang lain. 


Bagaimana Anda bisa mendapat informasi bahwa truk itu bakal melintas di jalan tol Kalikangkung?

Jadi, sejak kasus di Sragen itu viral, banyak yang simpati melihat perjuangan kami. Tanpa saya minta, mereka mengontak saya sampai pengepul-pengepul saling kontak. Saya minta mereka melengkapi bukti. Akhirnya mereka informasikan ke kami. Setelah saya kumpulkan data, pada 6 Januari 2024, pukul 12.41, saya mendapat telepon dari tim saya bahwa sudah ada pergerakan dari Garut. Ya sudah, saya minta dikirim data truknya, termasuk nomor pelatnya. Tapi yang dikirim ke saya itu tidak ada nomor pelat mobilnya, cuma ciri-ciri warna hijau.

Lalu saya mengontak Polrestabes Semarang untuk memberitahukan ciri-ciri truknya. Karena ciri-ciri belum lengkap lantaran tidak ada foto dan pelat nomor yang benar, akhirnya mereka perintahkan, kalau saya berhasil, tolong fotokan, lalu kirim lokasi kejadian. Tim dari Polrestabes Semarang pun segera merapat. Saya sudah dapat izin, termasuk dari GTO Kalikangkung, atas rekomendasi dari Polrestabes.


Pantas di video yang beredar betapa heboh Anda saat berhasil menemukan truk itu. Ibarat pepatah mencari jarum di tumpukan jerami rupanya.

Iya, capek banget. Kami belum makan siang dan malam waktu itu. Tapi kami sudah sangat bersyukur pihak jalan tol sudah mengizinkan. Jadi, setiap ada truk warna hijau lewat, saya selidiki. Kalau ada truk hijau tanpa terpal, ya saya tidak amati lagi. 


Bagaimana awalnya Anda terlibat dalam investigasi jaringan perdagangan anjing untuk konsumsi ini?

Target ini sudah sering saya dapat laporannya sejak 2020, tapi saya terhambat, selalu gagal mengungkap. Sempat jengkel juga. Tapi akhirnya, pada akhir 2023, saat saya menggerebek rumah jagal di Blitar, alhamdulillah publik melihat aksi kami. Lalu saya menggerebek rumah jagal anjing di Surabaya. Terakhir, kami menggerebek rumah jagal anjing di Cengkareng, juga banyak masyarakat yang melihat.

Khusus yang di Semarang ini, saya sudah incar lama, tapi selalu gagal. Tahu tidak, saksi-saksi kami kebanyakan tetangga pelaku. Jadi di kampung tempat tinggal pelaku ada enam pengepul daging anjing. Jujur, bisnis jagal anjing ini warisan orang tua alias turun-temurun. Ini bisnis besar. 


Berarti, menurut investigasi Anda, Surakarta dan sekitarnya itu pasar terbesar daging anjing?

Pasar terbesar memang. Hasil investigasi Dog Meat Free Indonesia pada beberapa tahun lalu membuka fakta bahwa ada sekitar 13.600 anjing yang dijagal setiap bulan. Aliran duit perdagangan ini miliaran rupiah. Jadi bisa dibayangkan perlawanan kami ini melawan orang berduit. Ini jelas melawan hukum karena, sesuai dengan Undang-Undang Pertanian, dikatakan bahwa anjing bukan hewan ternak sehingga tidak boleh dikonsumsi. 

Christian Joshua Pale. Dok. Pribadi


Apa lagi yang Anda temukan selama investigasi di Surakarta dan sekitarnya? Bagaimana cara daging anjing itu dijajakan?

Mereka buka terang-terangan, bahkan memasang gambar anjing dan terang-terangan pula memberi tulisan "sate gukguk". Di pinggir jalan tersebar sudah seperti warung ayam penyet saja. 


Menurut Anda, mengapa konsumsi daging anjing tinggi di Surakarta dan sekitarnya?

Sebenarnya konsumsi daging anjing bukan budaya orang Solo. Berdasarkan sejarah yang ada, konsumsi daging anjing dibawa warga Tiongkok. Jadi mereka makan daging anjing dengan meminum alkohol atau ciu kalau di Solo. Akhirnya kebiasaan yang dibawa orang Tiongkok ini ditiru masyarakat lokal dan jadi kebiasaan sampai sekarang.

Ada video di Instagram kami tentang fakta bahwa pemilik dan penikmat daging anjing itu ada yang muslim. Mereka menganggap daging anjing sebagai jamu. Jadi literasi mereka tentang bahayanya mengkonsumsi daging anjing bagi manusia itu kurang. Atau jika tidak, mereka sudah bebal. Mereka anggap konsumsi daging anjing enak sebagai teman minum alkohol. Jadi susah. 


Apa yang dipercaya oleh konsumen yang memakan daging anjing?

Ada yang bilang daging anjing baik untuk stamina dan obat sakit kulit. Makanya, menurut saya, literasi mereka tentang bahaya konsumsi daging anjing sangat kecil. Saya sempat tanya beberapa konsumen daging anjing. Ternyata mereka sudah lama konsumsi.

Soal bagaimana halal atau tidaknya, ada yang menjawab ini tidak dilarang secara agama. Lucunya, mereka bilang makan daging anjing enak, asalkan jangan muntah. Saya tetap ngotot ini haram. Tapi tetap saja mereka berkeras begitu. Soal rasanya, mereka bilang enak, apalagi kalau dimasak rica-rica.

Sebenarnya, ini ego penikmatnya sendiri untuk membenarkan apa yang salah, tapi mereka tetap lakukan. Padahal, kalau mereka bersedia, kami jelaskan bahayanya konsumsi daging anjing. Sebagai manusia yang kuat dan waras, pasti akan hentikan kebiasaan ini. Jadi mereka hanya mementingkan apa yang mereka inginkan, bukan apa yang tubuh mereka inginkan.


Apa yang konsumen rasakan dari mengkonsumsi daging anjing?

Mereka bilang enak dan ada sensasinya sendiri. Ketika ditanya bukankah daging sapi lebih aman dan enak, mereka tetap bilang daging anjing lebih enak, ditambah ada sensasi lebih ketika mereka makan sebagai teman minuman beralkohol. Katanya ada sensasi panas atau melayangnya. 


Dari kalangan mana saja dan usia berapa penikmat daging anjing menurut investigasi yang Anda lakukan di Surakarta dan sekitarnya?

Memang harapannya yang makan daging anjing adalah orang-orang tua sehingga bisa segera memutus mata rantai ini. Tapi yang saya temukan justru yang menikmati daging anjing dari kalangan muda sampai yang sudah tua. Jadi kita butuh satu generasi lagi untuk terbebas dari kebiasaan buruk mengkonsumsi daging anjing. Bahkan anak usia SMA saja ada yang konsumsi ini. Mungkin karena faktor pergaulan, ketika kongko ada teman yang menawarkan sembari konsumsi alkohol.


Apakah karena mengkonsumsi daging anjing lebih murah dibanding daging ayam atau sapi?

Dari temuan saya di Semarang, satu porsi (daging anjing) Rp 30 ribu. Itu porsi kecil. Di Solo juga harganya sekitar itu. Mahal kan segitu. Sedangkan Rp 10-15 ribu saja masih bisa buat makan yang lain. Jadi itu memang sudah ada penikmatnya. Harga mahal pun tetap dibeli.


Pemerintah daerah seperti masuk angin dalam menindak dan memberantas usaha konsumsi daging anjing. Dampak ekonomi dari pelarangan diperkirakan besar. Bagaimana menurut Anda?

Itu kan alasan saja. Kalau kita lihat, aliran duit dari bisnis ini miliaran rupiah. Juga perlu dilihat siapa dalangnya. Jawa ini tanah yang subur, jadi masih banyak ruang atau aspek ekonomi atau bidang usaha lain yang bisa dijalankan sebagai gantinya. Bisnis daging anjing adalah bisnis yang cepat hasilkan uang dan keuntungan. Rata-rata warung penjual daging anjing yang saya investigasi itu menyebutkan jualan ini laris.

Perlu edukasi memang soal konsumsi daging anjing ini. Sebab, dari 200-an anjing yang kami selamatkan ini, kondisinya sangat tidak layak konsumsi. Lihat saja kotorannya, ada yang cacingan cacing jantung. Bentuk dan kondisinya sungguh amit-amit. Saya yakin pemakan daging anjing ini tidak pernah tahu bagaimana kondisi anjing-anjing sebelum disantap.

Cacing jantung pada anjing sangat berbahaya karena bisa menular ke manusia. Meski dagingnya sudah diolah, tetap saja ada kemungkinan telur cacing, yang jika masuk ke tubuh manusia, akan menjadikannya inang baru buat mereka. Ini berbahaya karena bisa berakibat fatal hingga kematian. 

Christian Joshua Pale. Dok. Pribadi


Cara mereka menjagal anjing pun sadis, bukan?

Dari pengepul, saat transportasi, hingga berakhir di atas piring di meja makan, semua itu dilakukan dengan sangat kejam. Saat anjing-anjing ini masuk pengepul, mereka dijerat dengan kawat baja, tali tambang, yang menimbulkan luka parah. Belum lagi diseret. Selanjutnya, keempat kaki dan moncongnya diikat, lalu dimasukkan ke karung sempit. Mereka disusun dan dilempar seperti barang. Belum lagi melewati perjalanan yang sangat panas, sehingga yang kami temukan di Semarang ini banyak yang meninggal karena serangan panas.

Sampai di rumah jagal, anjing ini tetap diikat, lalu dipukul kepalanya. Dalam kondisi setengah hidup setengah mati, mereka dibakar untuk menghilangkan bulu-bulu. Bisa dibayangkan betapa kejam dan berat siksaan terhadap anjing-anjing ini. Walaupun mereka cuma anjing yang tidak bisa berusaha, kita sebagai manusia yang punya nurani dan moral, melihat apa yang dilakukan penjagal ini sudah tidak bisa disebut sebagai manusia lagi. 


Selain Kota Surakarta dan sekitarnya, di mana lokasi pasar daging anjing?

Sebenarnya banyak, tapi tidak bisa saya sebutkan karena masih saya investigasi. Awalnya di Solo, lalu setelah ketahuan, pindah ke Sukoharjo. Ketika di Sukoharjo sudah terendus, pindah lagi ke Sragen. Saat ini mereka sudah pindah lagi.


Lalu bagaimana pengepul mendapatkan anjing-anjing itu dari Jawa Barat?

Ada yang mereka curi, ada yang mereka pelihara, dan ada pula yang mereka dapat dari keluarga. Sudah ilegal cara mendapatkannya, melakukan kekerasan terhadap hewan ini pula. Lucunya, di Subang, asal daerah yang mengeluarkan surat jalan untuk truk pelaku ini, pemdanya sudah mengeluarkan surat edaran larangan konsumsi daging anjing. Jadi lucu ketika para pelaku mengklaim surat jalan.


Bagaimana harapan Anda terhadap proses hukum para pelaku yang sedang berjalan? Banyak yang pesimistis pelaku bakal dipenjara lama.

Kita harus bongkar sindikat mafia, pengepul, dan penjagal anjing di Jawa Tengah. Itu yang saya harapkan. Kedua, DPR harus segera keluarkan undang-undang larangan konsumsi daging anjing. Kami sudah ajukan gugatan terhadap dua kementerian, yakni Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian, karena mereka harus bertanggung jawab atas masih maraknya perdagangan daging anjing di Indonesia. 


Sejak kapan Anda berfokus pada dunia pelindungan hewan?

Kalau suka hewan, sudah sejak kecil karena kami sekeluarga memang suka hewan. Tapi lebih berfokus membela itu ketika muncul isu rabies di Bali, saat beberapa pihak mengeliminasi anjing liar. Dari berita di televisi, saya tahu bagaimana orang-orang mengeliminasi anjing liar dengan cara ditembak, ditangkap, dan dibakar. Saya lupa, mungkin sekitar 2014 atau sebelumnya. Dari situ, saya berpikir, kalau tidak ada yang berani bersuara dan memperjuangkan, akan susah.

Saya sebelumnya jadi relawan penyelamatan penyu Bali atau Bali Sea Turtle Society. Di sana, saya juga melihat keadaan bagaimana kondisi anjing-anjing liar di Bali yang telantar, tidak bagus. Dari situ mulai berpikir, tidak adil rasanya melihat anjing-anjing ini di jalanan terabaikan. Waktu itu saya lihat masih sedikit aktivis yang membantu mereka.


Setelah dari Bali, ke mana saja aksi Anda?

Hampir ke seluruh Indonesia, kecuali Papua dan Maluku. Saya di Natuna sudah bergerak saat ada kasus anjing dibanting. Di Pekanbaru, ada anjing dibacok. Lalu di Jambi, ada anjing diseret. Di Bengkulu, ada kasus kucing dimakan. Juga ke Nunukan saat ada anjing yang dilempar ke buaya. Di Kendari, kasus anjing diseret.

Lalu di Manado, ada kasus pencurian kucing dan anjing yang caranya kejam hingga dibunuh. Kemudian di Blitar, ada penggerebekan jagal anjing. Lalu di Malang, penutupan warung penjual daging landak. Ada juga ke Lombok, ada anjing yang harus diamputasi kaki depannya. Di Sumbawa, ada kucing yang diberi petasan di anusnya. Lalu di Sumba, ada anjing dibakar hidup-hidup oleh empat mahasiswa. 


Apa kasus paling pilu yang pernah Anda temukan?

Kasus di Pekanbaru. Saat malam Natal, tepatnya pada 24 Desember 2020, ada anjing yang mukanya dibacok hingga terbelah dua. Saya dan dokter hewan turun untuk pungut satu per satu, lalu anjing itu dioperasi. Alhamdulillah sampai sekarang masih hidup. 


Bagaimana Anda bisa turun sampai ke daerah? Tidak mudah dan tidak murah untuk terbang sampai lokasi.

Kalau ada laporan yang masuk, kami turun jika ada pendanaan saat saya dapat laporan kasus. Kalau sedang tidak ada dana, saya akan unggah kasus ini (di media sosial) dan terbuka bahwa dana kami tidak mencukupi. Nah, nanti ada orang-orang baik, donatur yang menghubungi saya. Setidaknya ada yang membantu biaya berobat ke klinik hewan saja sudah sangat membantu.


Pos biaya terbesar dalam menyelamatkan hewan ini apa saja?

Biaya klinik hewan itu yang sangat besar karena bisa saja sampai ratusan juta rupiah. Untuk kasus anjing dibacok di Pekanbaru itu saja, sangat besar biaya kliniknya. Bahkan pasca-operasi pun perawatannya mahal karena ekstra hati-hati. Tagihan selama tiga tahun untuk perawatan saja mencapai Rp 60 juta, belum lagi operasinya saat itu. Belum lagi makanannya karena khusus. Untuk kasus-kasus lain, sama saja biaya klinik yang mahal. Belum lagi kalau anjing ini terkena virus karena pasti menular ke anjing lain. Untuk satu anjing saja, biaya yang dihabiskan bisa Rp 6-8 juta. 


Berarti untuk 200 lebih anjing yang diselamatkan di Semarang ini butuh biaya sangat besar?

Ini pasti besar sekali. Belum mengembalikan kondisi fisiknya. Belum lagi bawa ke klinik, obati yang luka, lalu beli obat cacing, hingga steril. Ada beberapa yang perlu perawatan khusus. Jadi, jujur, untuk 200-an anjing ini butuh dana besar banget. Jadi kami melakukan penggalangan dana yang masuk ke rekening yayasan. Alhamdulillah bantuan ini bisa dan sangat meringankan kami. 


Apa yang akan Anda lakukan terhadap anjing-anjing itu setelah perkara hukumnya selesai?

Akan buka adopsi. Jadi, kalau anjing-anjing ini sudah sehat dan steril, kami akan buka adopsi bagi siapa saja yang mau. Itu langkah paling tepat, terlebih bisa menemukan keluarga yang sayang kepada mereka sampai tutup usia. 


Apakah Anda yakin bakal banyak yang mengadopsi mereka?

Agak berat juga karena ini jenis anjing kampung. Kalau anjing ras, agak banyak peminatnya. Kalau anjing kampung, memang agak susah.


Orang Indonesia banyak yang pilih-pilih hewan peliharaan, ya? Hanya tertarik pada jenis ras tertentu, bukan lokal?

Karena orang-orang Indonesia yang pelihara anjing untuk tunjukkan strata sosial mereka. Bukan adopsi anjing untuk dijadikan bagian dari keluarga. 


Menurut Anda, apakah anjing kampung kalah spesial dari anjing ras?

Justru terbalik. Anjing kampung jauh lebih setia dan tahu terima kasih. Jadi anjing kampung, walau kelakuan mereka sedikit agak berandal, mereka lebih tahu manusia. Misalnya, mereka lebih tahu siapa penyelamat hidup mereka. Mereka akan setia, bahkan rela melindungi kita. Mereka tahu diri. Maka dari itu, saya lebih suka pelihara anjing kampung. 


Dari 200 lebih anjing ini, apakah ada beberapa yang sudah dekat dengan Anda?

Sudah, ada yang selalu minta digendong. Ada juga yang masih galak karena trauma. Ada juga yang berantem karena kebetulan yang betina lagi datang bulan. Ini yang memancing keributan. Nah, solusinya kami pisahkan.


Untuk anjing-anjing yang tidak diadopsi, apakah Anda akan merawatnya sendiri nanti?

Saya juga punya shelter atau penampungan. Bukan cuma anjing, ada juga domba yang kami selamatkan dari Gunung Semeru saat erupsi, babi, kucing, dan anjing. Lokasinya di Bogor. Nah, untuk anjing-anjing yang diselamatkan di Semarang ini, sudah saya siapkan lokasi penampungan baru seluas 2.000 meter persegi.

Artinya, ketika bisa kami bawa ke Bogor, mereka tidak akan kami satukan dengan hewan yang sudah ada selama ini untuk mencegah wabah virus. Sebab, di sini ada temuan cacing jantung. Kami khawatir ada virus bahaya lain, seperti yang menyerang pencernaan dan pernapasan. Ini sangat bahaya. 


Bagaimana Anda mendapatkan lahan baru untuk anjing-anjing itu? Pernahkah selama ini mendapat teguran dari warga karena dianggap mengganggu?

Bukan kami beli, melainkan sewa. Masih di Bogor juga. Kalau teguran, sudah pasti. Bahkan kami sempat pindah berkali-kali karena hal ini. Tapi pindahnya masih di Bogor.


Bagaimana tipikal orang Indonesia dalam merawat hewan peliharaan?

Kalau di Indonesia, hukum kita belum ada kesepakatan bersama bahwa menyiksa anjing adalah kejahatan. Berbeda dengan negara lain, seperti Inggris, di mana hampir semua masyarakatnya sepakat bahwa melakukan kekerasan dan penelantaran hewan peliharaan sebagai pelanggaran pidana. Sedangkan di Indonesia, peliharaan masih dianggap sebagai hewan biasa, jadi kurang ada hubungan personal dengan hewan peliharaan. Walhasil, tindak kekerasan terhadap hewan itu dianggap hal lumrah. 


Anda sangat keras ketika di media sosial demi membela hewan. Mengapa demikian?

Warganet kita hanya bisa mengetik di media sosial sembari rebahan. Mereka tidak tahu bagaimana kondisi kami menginvestigasi di lapangan, bahkan mempertaruhkan nyawa. Itulah yang terkadang membuat saya mudah terpancing emosi. Mereka yang pencinta anjing patut dipertanyakan karena apa yang mereka lakukan tidak membuat bahagia anjing. Jadi status pencinta anjing yang jadi lawan debat saya di media sosial patut dipertanyakan. 


Apa saja hobi Anda?

Hobi saya merawat anjing dan kucing. Selain itu, saya paling suka mencari pelaku kekerasan terhadap hewan. Jujur, undang-undang kita masih lemah ditambah edukasi masyarakat kita tentang hewan peliharaan sangat rendah.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus