Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari itu, awal 1998, mahasiswa masih mendesakkan reformasi, termasuk suksesi kepemimpinan negeri ini. Di ruang pertemuan Hotel Crowne, Jakarta Selatan, di hadapan 150 pemberi utang, pengusaha Aburizal Bakrie memproklamasikan ketidakberdayaannya. ”Kami tak kuat lagi membayar utang,” katanya, mewakili keluarga besarnya. Tumpukan utang perusahaannya US$ 1,08 miliar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo