Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ubi jalar merupakan salah satu pengganti bahan makanan pokok yang dianggap baik untuk kesehatan. Selain mengandung karbohidrat, makanan ini juga tinggi serat, vitamin, mineral, kalsium, zat besi, dan zat lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ubi yang memiliki ragam oranye, kuning, putih, merah, atau ungu efektif menurunkan berat badan, menjaga kesehatan mata, mengatasi diabetes, menurunkan tekanan darah, mengobati gangguan pencernaan, meningkatkan imun tubuh, mengurangi antiradang, meningkatkan sensitivitas insulin penderita diabetes, hingga mengurangi risiko kanker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski dianggap baik, ternyata mengonsumsi ubi jalar secara berlebihan dapat merugikan apalagi buat orang yang memiliki riwayat kesehatan tertentu.
Berikut beberapa risiko yang perlu Anda ketahui.
1. Gangguan pencernaan
Ubi jalar mengandung salah satu jenis alkohol gula bernama mannitol. Bagi beberapa orang yang memiliki sistem pencernaan sensitif atau intoleransi terhadap makanan yang mengandung mannitol, makanan ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan setiap kali makan ubi jalar. Misalnya, nyeri lambung, kram perut, kentut, diare, atau sembelit.
2. Karotenodermia
Kandungan beta karoten yang merupakan bentuk awal dari vitamin A memang bermanfaat untuk menjaga imun tubuh dan fungsi organ tubuh yang penting, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal. Akan tetapi, saat Anda terlalu berlebihan mengonsumsi ubi jalar dapat mengakibatkan perubahan pada warna kulit menjadi oranye atau kekuningan. Kondisi ini memang tidak mengganggu kesehatan, hanya penampilan orang yang mengalaminya.
3. Batu ginjal
Ubi jalar kaya akan asam oksalat dan kalsium sehingga tubuh tidak dapat memecahnya jika terlalu banyak. Akibatnya, nutrisi tambahan tersebut dapat menumpuk sehingga menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Oleh sebab itu, penderita gangguan disarankan membatasi konsumsi ubi jalar. Tapi, Anda dapat mengurangi risiko pembentukan batu ginjal dengan minum banyak cairan saat memakannya. Cara ini mencegah asam oksalat dan kalsium berikatan membentuk kristal sebelum diolah oleh ginjal
4. Peningkatan kadar kalium dalam darah