Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mencegah masalah gigi, perawatan yang paling dasar adalah menyikat dan menggunakan benang gigi atau flossing. Perawatan ini menghilangkan semua kotoran atau makanan sisa pada gigi yang sering menyebabkan kuman menumpuk dan menyebabkan gigi berlubang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, meski sudah melakukan perawatan tersebut, sebagian orang masih mengalami gigi berlubang. Dokter gigi David Mitola, juru bicara Asosiasi Gigi Negara Bagian New York, Amerika Serikat, menyebut enam alasan di balik kerusakan tersebut.
1. Genetika
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada pengaruh genetika pada gigi. Jadi, ada orang yang terlahir dengan kondisi gigi yang buruk sampai pada batas tertentu. “Penelitian menunjukkan bahwa genetika juga dapat berperan dalam risiko mengalami kerusakan gigi," kata Mitola.
Misalnya, gen yang terkait dengan gigi berlubang paling sering terlibat dalam pembentukan email, produksi air liur, atau respons imun. Genetika juga dapat menentukan jenis bakteri yang hidup di mulut, yang dapat membuat rentan terhadap gigi berlubang dan penyakit gusi.
2. Resesi gusi
Pernahkah memperhatikan garis gusi semakin rendah akhir-akhir ini? Itu mungkin karena resesi gusi, yakni suatu kondisi yang terjadi ketika gusi Anda surut di bawah lapisan email dan mengekspos permukaan akar gigi, kata Mitola.
Resesi gusi bisa menyebabkan masalah kesehatan gigi karena permukaan akar gigi lebih tipis dan mengandung lebih sedikit mineral daripada email, sehingga lebih rentan terhadap pembentukan gigi berlubang, jelas Mitola. Faktor-faktor seperti penyakit periodontal, gigi palsu yang tidak pas dan penggunaan tembakau, antara lain, dapat meningkatkan kemungkinan resesi gusi, katanya.
3. Sering menggertakkan gigi
Menggertakkan gigi, juga dikenal sebagai bruxism, adalah kebiasaan umum yang dapat menghambat kesehatan mulut. “Tekanan yang diberikan pada gigi saat menggerinda dapat menyebabkan fraktur pada tambalan yang ada dan pada gigi itu sendiri, membuatnya lebih rentan terhadap pembentukan rongga,” kata Mitola.
Menggertak juga menyebabkan resesi gusi yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena kerusakan gigi.
4. Makanan
"Meskipun kebiasaan kesehatan mulut yang baik seperti menyikat gigi dan flossing secara teratur, pola makan yang buruk sering menyebabkan kerusakan gigi," kata Mitola.
Makanan manis seperti jus, minuman olahraga, soda, permen, dan sereal dapat menyebabkan gigi berlubang. Tetapi Mitola mengatakan ada jenis makanan lain yang buruk bagi gigi Anda karena dapat meningkatkan peluang terkena kerusakan gigi juga, termasuk makanan yang sangat asam, makanan lengket, dan makanan bertepung. Ini bukan berarti makanan itu harus dihindari, hanya batasi dan jangan lupa membersihkan gigi setelahnya.
5. Mulut kering
"Orang dengan mulut kering kronis mungkin berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan gigi karena mereka tidak menghasilkan cukup air liur, yang secara alami membilas gigi," kata Mitola.
Karena mulut kering seringkali merupakan efek samping dari masalah kesehatan lain, penting untuk berbicara dengan dokter atau dokter gigi yang dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya.
6. Tongue tie
Meski jarang, tongue tie atau lidah terikat membuat orang rentan terhadap gigi berlubang. Kondisi ini terjadi ketika jaringan yang sangat pendek, tebal atau ketat (disebut frenulum lingual), yang tetap melekat pada bagian bawah lidah, menurut Mayo Clinic. Kondisi ini terjadi sejak lahir.
Karena kondisi ini membatasi rentang gerak lidah, orang dengan tongue tie mungkin kesulitan membersihkan sisa makanan dari gigi, menurut Mayo Clinic. Akibatnya, ini dapat menyebabkan pembentukan gigi berlubang dan gingivitis (radang gusi).
Baca juga: Gigi Berlubang Bukan karena Ulat, Ini Penyebab yang Sebenarnya
LIVESTRONG